Jakarta (Antara Babel) - Tepat setelah magrib, sesuai janjinya pada Kamis siang (16/7), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengumumkan hasil sidang Isbat 1436 Hijriah.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sidang Isbat yang digunakan untuk menentukan jatuhnya 1 Syawal itu diselenggarakan secara tertutup, dihadiri oleh perwakilan sejumlah organisasi Islam, negara-negara sahabat dan tak ketinggalan para astronom.
Dalam sidang tersebut disampaikan laporan hasil rukyat ul hilal dari lokasi pemantauan di seluruh Indonesia.
Kementerian Agama menyebar sejumlah pemantau hilal di 33 provinsi di Tanah Air guna menjadi salah satu rujukan untuk menetapkan awal bulan Syawal 1436 Hijriah atau sebagai Hari Raya Lebaran 2015.
Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah jatuh pada Jumat (17/7) berdasarkan laporan dari tim perukyat di empat titik pengamatan hilal (bulan).
"Dari sejumlah tim di seluruh Indonesia ada empat tim perukyat di empat titik, melaporkan hilal terlihat sehingga pada malam ini kita memasuki 1 Syawal 1436 Hijriah atau besok sudah Sholat Idul Fitri," kata Menteri Agama saat konferensi pers Kamis malam.
Empat titik terlihatnya hilal itu yakni di Condrodipo (Gresik), Tanjung Kodok (Lamongan), Bojonegoro dan Kepulauan Seribu (Jakarta).
Lebih lanjut dikatakannya, beberapa persyaratan di Pelabuhan Ratu, seperti tinggi hilal yang sudah mencapai 3,11 derajat, jarak busur bulan ke matahari 5,72 derajat, umur hilal 9 jam 26 menit 52 detik dan fraksi iluminasi hilal 0,32 persen.
Dalam kesempatan itu, Menag bersyukur Lebaran 2015 dapat dilakukan secara bersama-sama.
"Seluruh umat Islam akan bersama-sama merayakan 1 Syawal dan bersama-sama sholat Ied besok pada pukul tujuh pagi," katanya.
Perayaan 1 Syawal yang dilakukan bersama-sama oleh sebagian besar umat Muslim di Indonesia tersebut, walaupun dinilai sebagai kebetulan, tetaplah merupakan suatu peristiwa yang disambut baik.
Sebelumnya, terdapat permintaan dari perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) agar sidang isbat penentuan 1 Syawal 1436 H yang digelar Kementerian Agama dilaksanakan secara terbuka.
Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Ghazalie Masroeri mengatakan sidang Isbat yang dipantau langsung oleh masyarakat luas sebenarnya mengarahkan semua pihak untuk mengikuti ketetapan pemerintah beserta berbagai ormas Islam, para tokoh masyarakat dan pakar astronomi.
Melalui sidang terbuka yang disiarkan secara langsung, kata dia, masyarakat juga akan mendapatkan informasi secara cepat, tanpa menunggu lama.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta pelaksanaan sidang isbat dilakukan tertutup untuk menghindari konflik kepentingan.
Senada, Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan sidang Isbat sebaiknya dilakukan secara tertutup. Alasannya, tidak semua warga masyarakat memahami perbedaan yang mungkin terjadi dalam sidang Isbat.
"Karena itu, biarlah persoalan Isbat menjadi konsumsi tokoh-tokoh agama yang memahami ilmu falaq secara baik. Sehingga masyarakat yang tidak tahu, tidak asal menjustifikasi kelompok tertentu yang berbeda pendapat dengan mayoritas," kata dia.
Takbir dan Takbiran
Pascapengumuman resmi dari pemerintah tentang 1 Syawal tersebut, sejumlah warga ibu kota yang telah berencana untuk melakukan takbiran keliling tampak mulai bersiap-siap di sejumlah sudut kota.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya) Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian memerintahkan polisi melakukan tindak bukti pelanggaran (tilang) terhadap pengendara sepeda motor yang ikut pawai takbiran tanpa menggunakan helm.
Tito mencontohkan pengendara pawai takbiran yang melanggar aturan lalu lintas yang berpotensi menyebabkan kecelakaan, seperti tidak mengenakan helm, naik di atas mobil terbuka atau menumpang motor lebih dari dua orang.
Mantan Kepala Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri itu mengharapkan pengguna jalan bertindak santun agar tidak mengancam keselamatan jiwa orang lain.
Tito juga menekankan polisi tidak menggunakan senjata api saat mengamankan kegiatan malam takbiran.
Mantan Kapolda Papua itu juga meminta warga menjaga ketertiban umum dan tidak terjadi tawuran antarkelompok.
Ia juga menjelaskan bahwa petugas kepolisian menyiapkan beberapa opsi agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di jalur protokol seperti Monas dan Bundara Hotel Indonesia (HI), termasuk strategi pengalihan arus pada lokasi rawan saat terjadi kepadatan lalu lintas.
Tito mengungkapkan pihaknya juga akan memberlakukan kanalisasi atau penyekatan terhadap pengendara yang menuju Jakarta di daerah perbatasan seperti Tangerang, Depok dan Bekasi.
"Sebisa mungkin merayakan takbiran tidak mobil karena bisa dilakukan di mushola, mesjid atau lapangan," ujar Tito.
Guna mengamankan perayaan malam takbiran, Polda Metro Jaya dibantu TNI dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 6.694 personil.
Hal senada disampaikan Menag yang mengajak masyarakat yang melakukan konvoi kendaraan takbiran supaya tertib dan tidak mengganggu ketenteraman umum.
Dia juga mengajak agar masyarakat jangan terlalu larut dengan hingar-bingar malam takbiran sehingga melewatkan ibadah lainnya, termasuk sholat Idul Fitri pada Jumat.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merayakan malam takbiran di Masjid Baiturrahman Banda Aceh.
Sebelumnya, Presiden dan rombongan berbuka puasa di kawasan Ulee Kareng Banda Aceh, setelah siangnya mengunjungi Kabupaten Nagan Raya, Meulaboh dan Aceh Barat.
Saat berbicara dengan masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, Presiden mengatakan kunjungan kerjanya ke Aceh saat lebaran merupakan upayanya menyapa dan dekat dengan masyarakat.
"Kenapa saya ingin lebaran di Aceh, ingin shalat Id di Aceh? Karena kalau saya di Jakarta terus, terus di Jakarta, padahal wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh sampai Papua, sehingga saya memang ingin mengawali dari Aceh dari Barat," katanya.
Presiden mengatakan sebagai kepala negara, ia ingin semua masyarakat merasakan mendapatkan perhatian yang sama.
"Insya Allah tahun depan pindah lagi ke Sumbar, tahun depan mungkin pindah lagi ke NTB, tahun depan lagi ke Maluku supaya semuanya kita ini merasa Indonesia dan Jokowi itu Presidennya Indonesia bukan hanya milik Jakarta saja," tegasnya.
Batal Mudik
Di saat sebagian umat Muslim telah berkumpul melakukan takbir bersama dengan keluarganya, ribuan yang lain terpaksa membatalkan atau menunda rencananya akibat kondisi alam.
Tujuh penerbangan dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, DKI Jakarta, ke Bandara Internasional Juanda, Surabaya, batal diberangkatkan pada H-1 Idul Fitri 1436 Hijriah akibat sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Raung.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) Nomor A1447/15 dan Nomor C0552/15 yang menyebutkan Bandar Udara Internasional Juanda ditutup sementara pukul 06.20 UTC atau 13.20 WIB, hingga pukul 12.20 UTC atau 19.20 WIB.
Sedangkan, untuk Bandar Udara Abdurahman Saleh Malang saat ini juga ditutup sementara sejak pukul 07.30 UTC atau 14.30 WIB, hingga pukul 13.30 UTC atau 20.30 WIB.
Dengan ada pembatalan tujuh penerbangan tersebut lebih dari 1.260 calon pemudik dengan tujuan Surabaya harus rela melakukan refund atau reschedule tiket mereka.
Berdasarkan pantauan Antara, antrian calon penumpang yang batal berangkat dan ingin melakukan refund atau reschedule tiket sempat mengular. Sedangkan aktivitas penerbangan dengan tujuan daerah lain berjalan normal dan tidak terlihat padat.
Salah seorang calon pemudik yang batal berangkat ke Surabaya, Basuki mengatakan memilih reschedule tiket dan menunggu hingga aktivitas penerbangan ke Surabaya kembali normal karena alternatif menggunakan jalan darat dinilainya terlalu menguras tenaga.
Tak hanya Gunung Raung yang mengganggu rencana mudik beberapa orang, Kementerian Perhubungan baru-baru ini juga menyatakan Bandar Udara Sultan Baabullah di Ternate, Maluku Utara yang telah ditutup sejak pukul 13.14 hingga 16.14 WIT diperpanjang hingga 22.00 WIT.
Sebelumnya, Bandar Udara Sultan Baabullah di Ternate, Maluku Utara pada Kamis (16/7) pukul 04.14 UTC atau 13.14 WIT ditutup sementara hingga pkl 07.14 UTC atau 16.14 WIT karena debu vulkanik erupsi Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara dengan titik koordinat N0048E12720 mencapai ketinggian 15.000 feet atau kaki (ASHTAM Nomor 0108), awalnya 18.000 feet/kaki (ASHTAM Nomor 0107).
"Notam penutupan bandara ini akan terus diperbaharui menyesuaikan dengan kondisi nyata atas perkembangan penyebaran abu vulkanik terkait aktivitas Gunung Gamalama," tuturnya seraya menambahkan bahwa abu vulkanik bergerak ke barat laut