Muntok, (Antara Babel) - Pengembangan objek wisata air panas Dendang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung sampai saat ini belum bisa dilaksanakan karena pemilik lahan tidak sanggup melepaskan aset.
"Kami sudah beberapa kali melakukan negosiasi dengan pemilik lahan, namun sampai saat ini pemilik tidak mau melepaskan lahan sumur air panas itu ke pemkab," kata Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Informatika Kabupaten Bangka Barat Yanuar di Muntok, Selasa.
Ia menjelaskan, upaya pemkab untuk mengembangkan objek wisata air panas Dendang yang berada di Kecamatan Kelapa cukup serius dengan menganggarkannya melalui APBD tetapi selalu gagal direalisasikan sehingga belum bisa menggerakkan perekonomian warga sekitarnya.
"Sebenarnya untuk mengembangkan lokasi wisata itu, pemilik lahan cukup merelakan dua hektare lahannya, namun ia tetap pada pendiriannya, otomatis perekonomian di sekitar lokasi tidak bisa menggeliat," kata dia.
Menurut dia, jika potensi berharga itu bisa dikelola langsung pemkab, dapat dipastikan akan mampu menunjang kepariwisataan daerah dan menambah pendapatan asli daerah yang berdampak juga pada pergerakan ekonomi masyarakat.
"Untuk APBD kabupaten 2013 terpaksa tidak kami anggarkan kembali karena tidak adanya kesanggupan pemilik lahan untuk menyerahkan lokasi itu," kata dia.
Ia mengatakan, lokasi tersebut memiliki nilai jual tinggi untuk dijadikan objek wisata kolam pemandian air panas, seperti yang dibangun Pemkab Bangka di Pemali.
Menurut dia, jika objek wisata itu bisa direalisasikan diyakini akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi dan Bangka Barat yang sedang menggeliatkan sektor pariwisata.
"Kami yakin jika air panas Dendang bisa dibangun seperti pemandian air panas Pemali, ekonomi masyarakat akan meningkat, tidak hanya dari retribusi masuk tapi juga geliat ekonomi di sekitarnya ikut terangkat," kata dia.
Selain dari berjualan berbagai jenis oleh-oleh khas, kata dia, untuk para pelaku usaha kecil juga akan lebih menggeliat.
Ia mengatakan, ke depan pihaknya akan terus melakukan pendekatan kepada pemilik lahan agar mau melepaskan aset berharga tersebut ke daerah dengan memberdayakan perangkat desa dan tokoh masyarakat di daerah itu.
"Kami berharap upaya ini berhasil, sehingga air panas alami itu bisa lebih bermanfaat bagi warga di sekitarnya dan menggerakkan pelasku usaha kecil desa itu yang sudah terkenal dengan kerajinan kopiah resam," kata dia.
Dengan dibukanya objek wisata baru, kata dia, para pelaku usaha kopiah resam, madu pelawan dan perajin bambu yang sudah berkembang di sekitar lokasi itu bisa mendapatkan tempat pemasaran, tidak perlu jauh-jauh ke Muntok atau Pangkalpinang.
Pengembangan wisata air panas Dendang terkendala lahan
Rabu, 10 April 2013 15:36 WIB
"Kami sudah beberapa kali melakukan negosiasi dengan pemilik lahan, namun sampai saat ini pemilik tidak mau melepaskan lahan sumur air panas itu ke pemkab,"