Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan kolam ikan air tawar mulai mengering, sehingga petani diimbau untuk membatasi pemeliharaan ikan selama musim kemarau.
"Saat ini sebagian kolam ikan air tawar petani sudah mengering, karena tidak lagi mendapatkan pasokan air hujan beberapa bulan terakhir," kata Kasi Produksi dan Pengandalian Budi Daya Ikan DKP Babel, Winarso di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan berdasarkan pantauan di lapangan, sebagian besar kolam ikan tadah hujan sudah mengering, sementara air kolam yang airnya berasal dari sungai, bekas tambang sudah mengalami penyusutan yang cukup tinggi, sehingga perlu diantisipasi untuk mencegah kerugian petani selama musim kemarau panjang ini.
"Langkah antisipasi kerugian petani sebagai dampak kemarau ini hanya dengan imbauan pembatasan pemeliharaan ikan, karena untuk upaya menambah air kolam petani juga sulit, karena ketersediaan sumber air terbatas," ujarnya.
Ia mengatakan pembatasan pemeliharaan ikan air tawar selama musim kemarau ini, juga berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kelautan dan Perikanan, meminta pemerintah daerah untuk mengantisipasi kerugian petani ikan selama musim kemarau ini.
"Kami sudah menyosialisasikan surat edaran ini kepada masing-masing kelompok petani ikan air tawar di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang," ujarnya.
Menurut dia kondisi air kolam yang menyusut juga tidak bagus untuk pembesaran ikan, karena suhu air yang tinggi dan rawan terkena penyakit.
"Kondisi suhu air kolam mengalami peningkatan, sehingga memicu pertumbuhan jamur dan bakteri yang akan menyerang ikan peliharaan," ujarnya.