Pangkalpinang (Antara Babel) - Pedagang pengumpul hewan kurban di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengaku kesulitan mendapatkan pakan ternak karena ketersediaan rumput segar selama musim kemarau berkurang drastis.
"Saat ini rumput di kebun masyarakat dan semak belukar sudah banyak yang mati dan mengering, sehingga persediaan pakan sapi dan kambing berkurang dan dapat mengurangi berat badan ternak yang kami jual," kata salah seorang pedagang pengumpul ternak, Herwandi di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan, untuk pakan sebanyak 110 ekor sapi kurban dan 20 ekor kambing dibutuhkan rumput segar tiga mobil pick up per hari.
"Bahkan dalam sehari kita hanya mendapatkan rumput satu mobil sehingga pedagang terpaksa memberi makanan tambahan seperti dedak, gandum dan vitamin. Jika tidak maka sapi dan kambing akan kurang, berat badan berkurang, pada akhirnya pedagang rugi," ujarnya.
Menurut dia ketersediaan rumput segar semakin berkurang karena masyarakat melakukan pembakaran lahan pertanian, sehingga rumput-rumput ikut hangus terbakar.
"Kami terpaksa mencari rumput di pingiran sungai, kawasan rawa-rawa di kampung-kampung yang masih cukup banyak," ujarnya.
Demikian juga, Heri pedagang hewan kurban lainnya yang terpaksa membeli rumput segar ke warga di kampung-kampung karena ketersediaan rumput sudah sangat kurang.
"Harga rumput segar Rp20 ribu per karung sehingga menambah biaya perawatan ternak kurban ini," ujarnya.