Seoul (ANTARA) - Jumlah korban jiwa dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu bertambah menjadi 120 orang, Yonhap melaporkan.
Mengutip tim pemadam kebakaran setempat, kantor berita itu melaporkan bahwa upaya untuk memastikan angka kematian dalam insiden itu masih terus berlangsung.
Sebelumnya dilaporkan bahwa pesawat nahas yang membawa 181 orang itu, termasuk enam awak, keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak pagar bandara itu sehingga pesawat terbakar.
Pesawat tersebut diduga menabrak kawanan burung ketika mendarat.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada penumpang WNI dalam pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan tersebut.
Baca juga: 28 orang tewas, tiga selamat dalam kecelakaan pesawat di Korea Selatan
Pemerintah dan Kedutaan Besar RI di Seoul terus memantau perkembangan terkait musibah itu, kata Judha Nugraha, Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemlu.
Terkait dengan kejadian naas itu, rekaman media lokal menunjukkan pesawat tergelincir di landasan pacu, dilalap api dan berhamburan puing-puing.
Seorang penumpang dan seorang awak ditemukan selamat di bagian ekor pesawat, sementara upaya penyelamatan terus dilakukan.
Namun, otoritas menyatakan jumlah korban kemungkinan besar akan terus bertambah.
Mayoritas penumpang adalah warga Korea Selatan, dengan tambahan dua warga negara Thailand.
Seorang pejabat bandara mengatakan bahwa prioritas utama otoritas adalah menyelamatkan mereka yang masih terjebak di reruntuhan pesawat.
Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sung-mok, memerintahkan upaya penyelamatan "secara total" sebagai respons atas kecelakaan ini.
Choi, yang saat ini memimpin sementara di tengah krisis politik, mengadakan pertemuan darurat untuk mengawasi tanggapan terhadap insiden tersebut.
Maskapai Jeju Air menyatakan sedang melakukan verifikasi terkait laporan kecelakaan tersebut.
Kecelakaan ini menjadi salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Kobaran api awal berhasil dipadamkan, dan penyelidikan sedang berlangsung untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.
Sumber: Sputnik/ANTARA/Anadolu