Pangkalpinang (ANTARA) - Ratusan mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) mengikuti kegiatan Ekspresi Indonesia Muda yang bertema "Pelibatan Pemuda Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Dengan Pitutur Kebangsaan" yang digelar oleh Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Paham radikalisme banyak mengincar anak muda, sehingga kami sengaja mengundang anak muda agar mereka dapat membentengi diri dari bahayanya paham radikalisme," kata Ketua FKPT Babel, Sri Wahyuni usai membuka kegiatan tersebut, di Pangkalpinang, Rabu.
Sri Wahyuni mengatakan, setiap tahun FKPT Babel selalu melakukan survei dan di di Babel untuk golongan masyarakat umum dan anak muda kelompok SMA yang dominan terpapar, sehingga harus diberi imunisasi yang lebih sering.
"Tim survei FKPT adalah orang-orang yang mumpuni, dan potensi Babel terpapar itu karena ideologi yang mengatasnamakan agama dalam mainset radikalisme," ujarnya.
Sebelumnya di 2018 lalu Kepulauan Babel pernah menduduki peringkat kelima tertinggi terpapar radikalisme potensi sedang menuju kuat, sehingga FKPT terus melibatkan pemerintah daerah.
"Kita juga melakukan survei untuk 5.000 siswa SMA dan 150 guru, yang hasilnya 40 persen siswa dan 12 guru sudah terpapar radikalisme," ujarnya.
Oleh karena itu anak muda harus terus diberi pemahaman tentang paham radikalisme dan cara menjaga ideologi bangsa karena jika anak muda sudah mengimplementasikan ideologi bangsa, maka mereka tidak akan mudah terpapar radikalisme dan terorisme.
"Karena kita punya ideologi bangsa sebagai dasar negara, maka kita harus menjaga ideologi bangsa agar tidak mudah terpapar paham radikalisme," ujarnya.
Wakil Bupati Bangka, Syahbudin mengatakan, pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan ekspresi Indonesia Muda sebagai upaya BNPT melalui FKPT mencegah radikalisme dan terorisme di daerah.
"Ini niat kita dalam pencegahan radikalisme dan terorisme dan menjadi langkah yang bagus untuk menekankan persatuan pemuda membangun daerah," kata Syahbuddin.
Syahbudin mengatakan, yang harus disadari adalah adanya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, dimana saat ini situasi kamtibmas relatif aman, namun kewaspadaan harus terus ditingkatkan karena gangguan ditengah masyarakat selalu ada, seperti pelaku terorisme yang harus membuat kita waspada dan terus waspada.
"Bagaimana kita melakukan sosialisasi secara efektif sebagai upaya melawan radikalisme dan terorisme, pemuda harus menyadari hal ini. Oleh karena itu kita terus melibatkan generasi muda agar tidak terpapar radikalisme, mengingat paham radikalisme dan terorisme banyak berasal dari kaum muda," ujarnya.
Diberbagai institusi juga menurut Syahbudin ada yang sudah tidak sengaja melakukan radikalisme, sehingga melalui kegiatan ini dapat menanggulangi terorisme dan radikalisme tersebut.
"Pemuda harus gencar membuat konten positif dan dapat menjadi agen perubahan dilingkungan masing-masing, agar nanti masa depan pemuda lebih baik lagi, dan melalui pemuda mari kita sebarkan kedamaian di Indonesia," harapnya.
Rektor Universitas Bangka Belitung, Ibrahim mengatakan, UBB memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas radikalisme karena dilingkungan kampus selalu ada potensi mengingat mahasiswa UBB yang beragam dan UBB dikenal sebagai kampus kebangsaan milik semua orang, dimana perbedaan adalah keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar.
"Kami komit mengawasi gejala-gejala radikalisme dan terorisme karena kami juga punya mata kuliah khusus tentang keunggulan peradaban yang mengajarkan bibit-bibit radikalisme yang harus dihilangkan," kata Ibrahim.
UBB juga terus mendorong semangat mahasiswa dalam berbangsa dan bernegara melalui kerjasama dengan Badan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) dan lembaga instansi pemerintah lainnya, termasuk FKPT guna mendeteksi dini pencegahan radikalisme.
"Diluar kerjasama ini, kita juga melakukan pengawasan melalui dosen untuk memberi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai langkah awal mahasiswa yang baru masuk di dunia kampus," ujarnya.