Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menginginkan proyek LNG Lapangan Abadi Blok Masela di Maluku, bisa segera dimulai dengan cara mendorong hadirnya mitra baru bagi Inpex Corporation selaku operator.
"Blok Masela terus kita dorong, yang semua dulu sebetulnya sudah akan jalan Inpex, kemudian Shell, tapi karena saat itu harganya rendah sehingga ada satu yang mundur, sehingga pengerjaannya juga ikut mundur," ujar Jokowi.
Hal itu disampaikan Jokowi kepada wartawan usai meninjau pemberian bantuan sosial di Pasar Olilit, Saumlaki, Maluku, Jumat, sebagaimana disaksikan secara daring melalui Youtube Sekretariat Presiden.
Sebagaimana diketahui, Shell Upstream Overseas Services Limited yang merupakan anak usaha Royal Dutch Shell, mengundurkan diri sebagai operator dari proyek tersebut, namun masih kesulitan menjadi investor pengganti.
Jokowi menyampaikan pemerintah mendorong hadirnya mitra baru bagi Inpex Corporation, agar proyek Blok Masela bisa segera dimulai.
"Yang mendapat keuntungan besar jika Blok Masela jalan adalah Kepulauan Tanimbar di Saumlaki. Dan itu akan baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Provinsi Maluku. Jadi memang akan terus kita dorong agar segera dimulai," terangnya.
Progres proyek Abadi LNG Blok Masela masih mandek usai mundurnya perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Belanda, Shell Upstream Overseas pada Juli 2020. Padahal proyek ini ditargetkan onstream atau mulai berproduksi pada 2027. Sebelum menarik diri dari proyek LNG Blok Masela, Shell menguasai 35 persen saham participating interest (PI). Sisanya dikuasai Inpex asal Jepang sebesar 65 persen.