Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa bumi dangkal berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang wilayah Enggano, Bengkulu, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Eurasia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dikonfirmasi di Jakarta, Jumat malam, menyampaikan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,90 Lintang Selatan, 100,65 Bujur Timur, pukul 20.37 WIB, Jumat.
"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 186 kilometer arah barat laut Enggano, Bengkulu, pada kedalaman 15 km," katanya.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, ia mengatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," paparnya.
Ia menambahkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter "update" dengan magnitudo 6,7.
"Lokasi terdekat episenter tidak ada anomali muka laut. Artinya aman tsunami," katanya.
Daryono mengemukakan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Enggano dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Situasi serupa terjadi di daerah Muko-muko, Bengkulu Utara, dan daerah Kota Bengkulu dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah) dan daerah Liwa dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hingga pukul 21.05 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas satu gempa bumi susulan ("aftershock") dengan magnitudo 4,7.