Jakarta (ANTARA) - Luka Modric akan terus bermain untuk tim nasional Kroasia setelah Piala Dunia, kata pelatih Zlatko Dalic saat finalis Piala Dunia 2018 itu bersiap menghadapi Jepang di babak 16 besar pada Senin.
Gelandang Real Madrid Modric akan memainkan penampilan ke-159 untuk negaranya bila dia bermain melawan Jepang dan masih menjadi andalan Kroasia pada usia 37 tahun.
Modric kini telah tampil di empat Piala Dunia dan empat Piala Eropa. Dalic mengatakan kaptennya belum siap pensiun dari tugas internasional.
"Ini bukan turnamen terakhir yang akan dia mainkan untuk Kroasia," kata Dalic yang dikutip AFP.
"Dia profesional dan dalam kondisi yang baik, Anda dapat melihat bagaimana dia berlatih, bekerja untuk terus menjadi lebih baik.. Ini belum pernah terjadi sebelumnya."
"Kami akan membutuhkan Luka untuk beberapa waktu lagi di masa depan," tambahnya.
Performa Modric belum terlihat menurun meski sudah berumur 37 tahun. Dia bahkan telah menjadi starter dalam tiga pertandingan Grup F di Piala Dunia 2022 saat mereka finis kedua di belakang Maroko.
Baca juga: Skenario hingga statistik pertandingan Jepang vs Kroasia
Dia adalah salah satu dari beberapa pemain yang tersisa dari tim yang dikalahkan Prancis di pertandingan final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Bek Josko Gvardiol, yang melakukan debutnya di Piala Dunia ini, mengatakan dia berharap Modric akan bertahan untuk musim mendatang.
"Ketika (Mateo) Kovacic, (Marcelo) Brozovic dan Luka Modric adalah gelandang di tim Anda, maka setengah dari masalah sudah terpecahkan," kata pemain berusia 20 tahun itu.
"Kamu tidak terlalu memikirkannya, dan aku benar-benar berharap ini bukan Piala Dunia terakhirnya."
Kroasia hanya kebobolan satu gol selama fase grup dan sekarang menghadapi tim Jepang yang berhasil mengalahkan Jerman dan Spanyol untuk memuncaki Grup E.
Dalic mengatakan timnya akan menunjukkan "rasa hormat tertinggi" kepada Jepang dan tidak akan jatuh ke dalam perangkap yang sama seperti Jerman dan Spanyol.
"Spanyol dan Jerman mendominasi Jepang -- mereka mungkin terlalu percaya diri dan Jepang menghukum mereka karena itu," katanya.
"Kami memiliki pengalaman dan kami tidak boleh santai, bahkan sedetik pun. Mereka tidak akan menyerah dan kami juga tidak."