Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong Kabupaten Bangka Barat menjadi pelopor pemasaran dan pelelangan cabai hasil panen petani di daerah itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Edi Romdhoni di Pangkalpinang, Kamis, mengatakan Pemkab Bangka Barat sudah melakukan upaya untuk membantu menyukseskan program pelelangan pemasaran hasil hortikultura, khususnya komoditas cabai besar.
"Salah satu tugas kita, yaitu bagaimana produk hortikultura bisa dikembangkan terus di Babel, khusus cabai besar agar bisa terus surplus. Bangka Barat sudah memulai ke arah sana bahkan mereka juga sudah memikirkan pola pemasaran dan pengolahan pascapanen untuk membantu petani," katanya.
Menurut dia, bantuan dari Dirjen Pengolahan Pemasaran Hasil Hortikultura berupa gedung pengolahan pascapanen hortikultura senilai Rp410 juta kepada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Cakra Milenial di Desa Kayuarang, Kelapa, Bangka Barat itu merupakan salah satu bukti keseriusan pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di daerah itu.
Dirinya berharap, pengelolaan yang dilakukan KUB Cakra Milenial bersama Distangan Bangka Barat dapat membantu para petani dalam mengolah dan memasarkan hasil panen.
"Kita juga berharap pemerintah desa dan pemangku kepentingan lain untuk bersama-sama ikut mendukung upaya ini agar perekonomian di Babel semakin berkembang dan para petani menjadi sejahtera," katanya.
Petugas Penyuluh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka Barat Pediar mengatakan pemerintah desa setempat memiliki perhatian dan alokasi anggaran yang baik terhadap pengembangan usaha tani.
Hal tersebut merupakan alasan dilaksanakannya proyek percontohan dengan kegiatan inklusi berbasis kearifan lokal dalam program pengolahan dan pemasaran hasil panen di rantai pasok cabai Desa Kayuarang.
"Proyek ini sudah berjalan selama dua tahun terakhir dan di sini sudah tervalidasi sebanyak 90 orang petani cabai, mereka sudah melakukan usaha penanaman cabai sehingga apa yang menjadi kebutuhan dan permasalahan di lapangan bisa kita coba atasi bersama," kata dia.
Dalam pola ini, kata dia, petani cabai dilakukan pendampingan dan pembinaan teknis pada proses awal penanaman hingga pascapanen, karena dengan proses pengolahan yang tepat akan memberikan dampak keuntungan bagi petani yaitu menekan modal awal.
Pada pascapanen, petugas juga memberikan pendampingan dengan mendorong petani agar memanfaatkan pola pasar lelang yang dikelola KUB Cakra Milenial agar harga bisa lebih transparan dan menguntungkan.
"Selain menjaga harga jual, melalui pola ini juga akan menumbuhkan semangat agro industri berbasis kerakyatan, menumbuhkan pelaku UMKM sekaligus meningkatkan daya saing," katanya.