Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung mencatat nilai impor pada November 2022 sebesar 23,67 juta dolar Amerika Serikat, meroket tajam hingga 508,69 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 3,89 juta dolar AS.
“Jika dibandingkan dengan nilai impor periode November 2021 yang hanya 2,16 juta dolar AS, kenaikan impor pada periode ini jauh lebih drastis yaitu sebesar 997,38 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Toto Haryanto Silitonga, di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan, kenaikan impor didominasi sektor nonmigas sebesar 97,49 persen dengan nilai impor 21,94 juta dolar AS. Sedangkan sektor migas sebesar 2,51 persen dengan nilai 1,72 juta dolar AS.
Peningkatan impor pada periode November 2022 dipicu oleh kebutuhan kabel serat optik dari Jepang yang digunakan untuk pembangunan interkoneksi kabel laut Sumatera-Bangka.
“Jepang menjadi eksportir terbesar atas nilai impor 48,19 juta dolar AS dengan komoditas utama kawat diisolasi dan kabel serat optik senilai 38,95 juta dolar AS,” jelasnya.
Malaysia, Tiongkok, Vietnam dan Singapura menempati posisi kedua hingga kelima secara berurutan. Total impor dari 5 negara tersebut mencapai 99,50 persen dari jumlah impor Babel.
“Dari Malaysia total impor kita sebesar 6,33 juta dolar AS dengan komoditas impor utama pupuk mineral atau kimia senilai 2,82 juta dolar AS. Kemudian Tiongkok sebesar 6,07 juta dolar AS dengan elektroda karbon dan sikat karbon senilai 1,77 juta dolar AS,” jelasnya.
Ia menambahkan, dari Vietnam pemerintah hanya mengimpor Antrasit dan Bitumen Petroleum dari Singapura.
“Dari negara Vietnam kita hanya mengimpor Antrasit dengan total 5,98 juta dolar AS dan Bitumen Petroleum dari Singapura dengan total 1,72 juta dolar AS,” tutupnya.