Toboali, Babel (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong pengembangan investasi bisnis hilirisasi pasir silika di Kawasan Industri Sadai (KIS).
"KIS kami pikir memiliki potensi itu, selain memiliki lahan dan sumber daya alam, kawasan industri ini sudah jelas izin dan kepastian lahannya," kata Ketua DPRD Bangka Selatan Erwin Asmadi di Toboali, Kamis.
Ia mengatakan itu terkait arahan dari Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM beberapa waktu lalu.
"Lahan seluas 300 hektare yang diminta pemerintah pusat sudah siap, lengkap dengan kepastian izin dan tidak tumpang tindih," ujarnya.
Politisi PDIP Bangka Selatan meminta Pemprov Babel mendukung KIS dijadikan tempat pengembangan industri hilirisasi silika dan bijih timah.
"Mari kita sambut investasi ini dengan tangan terbuka dan harus segera jangan banyak pertimbangan," katanya.
Ia menjelaskan, tiga opsi lokasi yang disampaikan Pemprov Babel beberapa waktu yaitu Kawasan Sadai Bangka Selatan, Tanjung Ular dan Suge Kabupaten Belitung.
"Dari ketiga lokasi itu yang sudah siap hanya Kawasan Industri Sadai (KIS) karena daerah ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)," katanya.
Ia berharap pihak Pemprov Babel segera menyampaikan usulan dan menetapkan wilayah yang diminta Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM.
"Ini sudah ditunggu dan keputusan sama kita, terutama terkait lokasi dan kepastian lahan," ujarnya.
Menurut dia, Kawasan Industri Sadai sudah siap dan tepat menyambut investasi hilirisasi timah dan silika.
Pasir Silika adalah komponen struktural utama dalam berbagai macam produk bangunan dan konstruksi.
Silika digunakan untuk campuran produksi lantai, mortar, semen khusus, plesteran, sirap atap, permukaan anti selip, dan campuran aspal untuk memberikan kerapatan dan kekuatan.