Pangkalpinang (Antara Babel) - Kepala Sekolah Dasar Negeri Nomor 43 Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nurbaiti, masih meliburkan siswa pascabanjir karena ruang kelas masih kotor dan dapat mengganggu kesehatan anak didik.
"Saat ini kita masih membersihkan ruangan kelas, guru, pegawai dari sampah, lumpur, pasir dan material banjir lainnya," kata Nurbaiti di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan banjir yang melanda Kota Pangkalpinang pada Senin (8/2) hingga Selasa (9/2) telah merusak seluruh fasilitas, dokumen berharga sekolah, buku-buku pelajaran siswa dan lainnya dan tidak bisa digunakan untuk mendukung kegiatan sekolah dan belajar siswa.
"Saat ini guru bersama siswa bergotong royong membersihkan ruang kelas dan menjemur buku pelajaran, buku bacaan siswa di perpustakaan yang tidak terlalu rusak akibat banjir," ujarnya.
Sementara itu, dokumen-dokumen penting sekolah yang rusak parah akan dibuang, karena tidak bisa lagi dibaca isinya.
"Saat ini kami bingung untuk membuang dokumen rusak ini, karena ini merupakan dokumen penting dan rahasia sekolah," ujarnya.
Dalam membersihkan ruang kelas, guru dan siswa juga kesulitan mendapatkan air bersih untuk membersihkan ruang kelas dari lumpur, pasir dan material banjir lainnya.
"Kami terpaksa membersihkan ruangan sekolah dengan air sungai yang masih kotor," ujarnya.
Ia berharap masyarakat di lingkungan sekolah juga ikut membantu membersihkan sampah-sampah banjir di lingkungan sekolah agar kegiatan belajar kembali normal.
"Saat ini kita hanya mengandalkan tenaga guru, pegawai administrasi sekolah dan siswa untuk membersihkan dan menjemur buku-buku yang terendam banjir ini, sehingga pembersihan sekolah ini berjalan lambat," ujarnya.