Pangkalpinang (Antara Babel) - Kasus malaria di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Januari 2016 menurun dibanding pada Desember 2015 dari empat kasus menjadi dua kasus.
"Berdasarkan data pada Januari 2016 dua kasus yang ditemukan itu masing-masing terdapat di Puskesmas Pangkalbalam satu orang perempuan usia kisaran lima sampai sembilan tahun dan di Puskesmas Girimaya satu orang perempuan usia di atas 15 tahun," kata staf Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Pangkalpinang, Tri Endriyanto di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan, penurunan kasus itu tidak lepas dari peran masyarakat yang mulai menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri sendiri dan juga lingkungan agar terhindar dari segala jenis penyakit.
"Sepertinya pelayanan kesehatan masyarakat juga lebih bagus, namun warga diharapkan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar karena selama musim hujan kemungkinan banyak genangan air yang menjadi sarang nyamuk," ujarnya.
Ia menjelaskan, malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk yang membawa parasit plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Parasit akan masuk ke aliran darah dan bergerak ke organ hati yang mengakibatkan terjadinya infeksi dan berkembang di organ hati.
"Dari hati parasit akan masuk ke aliran darah dan akan memanfaatkan sel darah merah untuk berkembang biak. Maka itu kami selalu mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan," ujarnya.
Penderita malaria biasanya mengalami gejala demam dan menggigil, sakit kepal, mual-mual, muntah, diare, terasa nyeri pada otot dan pegal-pegal.
"Jika ada keluarga atau kerabat yang merasakan gejala tersebut segera bawa ke puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan agar segera diberikan pengobatan sehingga bisa mencegah timbulnya malaria," ujarnya.