Jakarta (Antara Babel) - Membeli atau membuat gaun pengantin idaman adalah salah satu hal rumit dalam mempersiapkan pernikahan.
"Gaun
itu representasi dari pengantin perempuan," kata perancang busana
pengantin, Mety Choa, saat ditemui di Jakarta, Sabtu petang (27/2).
Penting
bagi calon pengantin perempuan untuk mengetahui gambaran besar seperti
apa gaun yang ia kenakan saat acara nanti, apakah gaun berpotongan
sederhana atau bervolume, maupun kesan berkelas atau model zaman dulu.
Pasalnya,
begitu datang ke perancang atau membeli gaun siap pakai, ia akan
menghadapi begitu banyak pilihan sehingga dapat membuat bingung gaun
seperti apa yang ingin ia pakai.
Semakin banyak mencoba, menurut
pengalaman dia, calon pengantin perempuan akan semakin galau karena
kesan yang ditimbulkan oleh gaun-gaun itu.
"Masalah cutting, itu bisa kita mainkan," kata dia.
Gaun
yang dikenakan pun harus sesuai dengan pengantin pria sehingga biasanya
dia meminta foto, bila tidak dapat datang langsung, untuk menilai
penampilannya.
Biasanya, ia juga mempertimbangkan perbedaan
tinggi badan pasangan agar busana terlihat sesuai dengan mereka, begitu
juga dengan perbedaan usia.
"Kalau baju tidak sepadan dengan usia, nanti juga tidak bagus," kata dia.
Calon pengantin sebaiknya memiliki pendapat yang sama mengenai mode maupun warna baju yang akan mereka kenakan nanti.
Bila
tidak sepaham, Mety biasanya menawarkan jalan tengah untuk mengakomodir
keinginan kedua belah pihak, misalnya dengan memadukan warna peach dan
off-white untuk perbedaan pendapat tentang warna putih.
Paling
penting dalam gaun pengantin menurut Mety adalah bahwa pakaian tersebut
membuat pengantin merasa nyaman dan percaya diri serta sesuai dengan
karakternya.
"She wears the dress, not the dress wears her," kata dia.
Ia biasanya mengobrol dengan kliennya untuk menilai karakter orang tersebut sekaligus melihat postur tubuhnya.
Banyak
gaun pengantin yang bagus namun belum tentu sesuai dengan
pemakainya. Akibatnya, gaun akan jauh lebih menonjol daripada pengantin
perempuannya.
"Saya perlu benar-benar menganalisa bentuk badan dan karakter orang," kata dia.
Keinginan
tampil beda saat menjadi ratu sehari lumrah terjadi, menurut dia,
terkadang perempuan melangkah jauh dari dirinya sendiri untuk
mencapainya.
Misalnya, ia pernah menghadapi perempuan introvert
yang ingin tampil seksi di resepsi pernikahan, padahal orang dengan
karakter tersebut umumnya tidak nyaman dengan pakaian terbuka.
Ia
pun meminta calon pengantin itu mencoba pakaian pengantin siap pakai
terbuka rancangannya agar perempuan itu tahu seberapa berani ia tampil
seksi.
Perhatikan Ini Sebelum Memesan Gaun Pengantin
Sabtu, 27 Februari 2016 22:47 WIB