Jakarta (Antara Babel) - Indonesia memberikan cinderamata dengan ornamen
Aceh kepada perwakilan dari negara-negara yang menghadiri Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada
acara makan malam di Balai Sidang Jakarta, Minggu.
Cinderamata itu berbentuk wadah kartu nama dengan ukiran khas Aceh
yang berwarna merah kuning keemasan. Selain wadah kartu nama,
cinderamata lain adalah buku catatan.
Sebelumnya, pada menu makan malam di hari pertama pertemuan KTT itu,
kepala negara, kepala pemerintahan dan delegasi diberikan hidangan
makanan khas dan kaya bumbu Indonesia. Makan malam itu dihadiri Presiden
Joko Widodo.
Pada menu utama makan malam, kepala negara dan pemerintahan
menyantap nasi putih, udang dengan bumbu ragam rempah dan daun jeruk,
cumi panggang dengan madu, tumis sayur daun dewa dengan bawang putih dan
acar sayur.
KTT Luar Biasa OKI dihadiri oleh 55 perwakilan negara dan pemerintah
OKI guna membahas dua dokumen soal Palestina dan al-Quds al Syarif
(Kota Suci Jerusalem), yaitu dokumen resolusi dan deklarasi.
Dokumen resolusi akan berisi konfirmasi kembali negara-negara OKI
dengan fokus Palestina dan Jerusalem yang menjadi lokasi Masjid al-Aqsa.
Sementara itu, dokumen deklarasi akan lebih padat dan singkat,
berisi mengenai langkah konkret ke depan untuk menindaklanjuti hal-hal
yang disepakati oleh negara-negara OKI terkait dengan Palestina dan
Jerusalem.
"Pertemuan hari ini adalah untuk memperkuat outcome dokumen yang
akan dibahas para kepala negara-pemerintahan besok 7 Maret 2016. Selain
itu, Pertemuan Luar Biasa OKI ini adalah bagian dari peran aktif
Indonesia di dunia Internasional sebagai pilar ke-empat prioritas
politik luar negeri Indonesia," kata Menlu RI pada pernyataan pers
seusai pertemuan luar biasa tingkat menteri ke-5 Organisasi Kerja Sama
Islam (PTM OKI) untuk Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.