Mentok, Babel (ANTARA) - Tradisi mudik atau pulang kampung pada saat Hari Raya Idul Fitri merupakan sebuah peristiwa penuh semangat dan menggembirakan, karena bisa bertemu, berkumpul bersama orang tua, keluarga, sanak saudara dan kerabat di kampung halaman.
Mudik menjelang Lebaran menjadi ritual tahunan warga dari di berbagai kota di Indonesia. Mereka berbondong-bondong kembali ke tanah kelahiran atau tempat tinggal orang tua.
Tradisi turun-temurun untuk bisa berkumpul di saat hari raya ini tidak hanya ritual tahunan, namun juga menjadi sebuah laku batin yang menumbuhkan kebahagiaan dan kegembiraan luar biasa bagi para pemudik.
Peristiwa kembali ke tanah kelahiran untuk sujud syukur di pangkuan orang tua ini, bahkan ada yang memaknai sebuah laku spiritual, merefleksi asal usul diri yang diharapkan mampu menjadi modal semangat baru untuk mengarungi petualangan dan perjuangan di tanah rantau di tahun berikutnya.
Berharap mendapat kebahagiaan, kegembiraan dan semangat baru saat berkumpul bersama keluarga, orang tua, sanak saudara di kapung halaman, diperkirakan puluhan ribu warga perantau yang selama ini tinggal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga memanfaatkan momentum libur Hari Raya Idul Fitri untuk pulang kampung, kembali ke daerah asal, baik tujuan Pulau Sumatera, Jawa, maupun beberapa daerah lain di Indonesia bagian timur.
Bagi para perantau yang tinggal di Pulau Bangka, pada saat mudik Lebaran sebagian besar memilih untuk melakukan perjalanan darat, baik menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, travel, maupun angkutan umum.
Para pelaku perjalanan luar daerah ini akan memanfaatkan penyeberangan kapal feri untuk keluar dari Pulau Bangka melalui Pelabuhan Tanjungkalian Mentok menuju Pelabuhan Tanjungapi-api, Sumatera Selatan, untuk kemudian melanjutkan perjalan menuju daerah masing-masing.
Keberadaan Pelabuhan Tanjungkalian sebagai pintu gerbang utama ujung barat Pulau Bangka dinilai cukup efektif, aman, murah dan cepat sehingga selalu menjadi jalur utama bagi para pemudik tujuan Pulau Jawa dan Sumatera.
Setelah pencabutan pemberlakuan PPKM pandemi COVID-19 pada akhir tahun lalu jumlah pelaku perjalanan yang melalui Pelabuhan Tanjungkalian terus meningkat. Bahkan, pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2022 pelaku perjalanan luar daerah di pelabuhan itu harus mengantre cukup lama untuk menunggu jadwal pemberangkatan kapal.
"Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kita ingin memberikan pelayanan yang terbaik agar perjalanan para pemudik semakin menggembirakan, minimal bisa mengurangi kejenuhan pemudik selama menunggu jadwal antrean pemberangkatan kapal," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming.
Pada masa libur Lebaran atau Idul Fitri 1444 Hijriah jumlah pelaku perjalanan yang melintas dari Pelabuhan Tanjungkalian akan meningkat antara 17 hingga 24 persen dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 35 ribu orang.
Untuk memberikan pelayanan prima dan menghadirkan kegembiraan bagi para pemudik, Pemkab Bangka Barat bersama PT ASDP Pelabuhan Tanjungkalian serta sejumlah instansi terkait telah melakukan berbagai persiapan dalam menyambut para pemudik.
Jauh-jauh hari sebelum menggelar kegiatan pelayanan arus mudik dan balik Idul Fitri 1444 Hijriah, Pemkab Bangka Barat telah menggelar rapat koordinasi lintas sektor untuk menyamakan pandangan terkait pelayanan mudik tahun ini.
Siapkan kantong parkir
Prediksi terjadinya peningkatan jumlah pelaku perjalanan 17- 24 persen ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pandemi COVID-19 pada akhir Desember 2022.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi lonjakan pemudik pada masa libur Lebaran tahun ini berbagai rencana sudah disiapkan, terutama dalam penanganan antrean kendaraan yang diprediksi dapat menumpuk di kawasan Pelabuhan Tanjungkalian, Mentok.
Pelabuhan Tanjungkalian memiliki terminal tunggu penumpang berkapasitas 200 unit mobil pribadi, sementara diperkirakan pada masa mudik Lebaran tahun ini jumlah kendaraan pemudik yang datang ke pelabuhan mencapai sekitar 800 unit mobil per hari.
Dengan demikian, jika tidak dilakukan upaya untuk mengurainya, maka kemungkinan setiap hari akan terjadi antrean panjang di jalan utama menuju pelabuhan. Hal ini dapat berisiko terjadinya kecelakaan, kemacetan dan dampak sosial lain bagi para pemudik.
"Meskipun minim anggaran karena sebenarnya ini ranah Pemprov Babel bersama PT ASDP, namun karena Pelabuhan Tanjungkalian berada di wilayah Kabupaten Bangka Barat, kita ingin menjadi tuan rumah yang baik dengan memberikan pelayanan pelayanan terbaik untuk para pemudik," kata Bong Ming Ming.
Lonjakan jumlah kendaraan pribadi ini tidak akan mampu ditampung seluruhnya di terminal tunggu di dalam kawasan pelabuhan, sehingga dibutuhkan tempat khusus untuk menampung kendaraan agar tidak mengantre di bahu jalan.
Pemkab telah menyiapkan kantong parkir kendaraan di luar kawasan pelabuhan yang cukup luas. Jika dimaksimalkan akan mampu menampung sekitar 500 unit mobil pribadi.
Kantong parkir di lokasi itu, pada pelayanan mudik tahun sebelumnya dan masa libur Natal dan tahun baru sudah diuji coba, hasilnya terbukti cukup membantu para pemudik mendapatkan lokasi parkir yang aman, tertib, dan nyaman.
Bahkan, pada pelayanan mudik tahun ini, Pemkab Bangka Barat telah menyiapkan satu lokasi tambahan di kawasan Pantai Baturakit yang diperkirakan mampu menampung sekitar 400 unit mobil. Jarak lokasi itu hanya sekitar 100 meter dari kantong parkir yang sudah ada.
Dengan kapasitas dua lokasi kantong parkir sekitar 900 unit kendaraan ditambah terminal tunggu di pelabuhan berkapasitas 200 mobil, maka optimistis tahun ini tidak ada lagi kendaraan yang mengantre di pinggir jalan raya, karena semua kendaraan bisa masuk kantung parkir.
Fasilitas pendukung
Seperti kata pepatah "kepalang basah mandi sekali", maka Pemkab Bangka Barat bersama instansi terkait, tidak hanya sekadar menyiapkan lokasi parkir, namun juga melengkapi lokasi itu dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan para pemudik agar perjalanan pulang kampung tidak menjemukan.
Di dua lokasi kantong parkir saat ini sudah tersedia mushala, toilet, kamar mandi, lampu penerangan dan air bersih, namun jumlahnya masih terbatas sehingga dibutuhkan beberapa penambahan agar para pemudik semakin nyaman saat menunggu jadwal penyeberangan kapal.
Pada saat puncak arus mudik, kendaraan akan meningkat dan bisa saja para pemudik terpaksa mengantre lebih dari sehari, sehingga dibutuhkan pelayanan dan fasilitas agar mereka nyaman dan tidak jenuh selama menunggu.
Seperti tahun lalu, pemerintah juga menambah beberapa unit toilet portabel di beberapa titik, lampu penerangan juga diperbanyak, baik di tepi jalan maupun di kawasan kantong parkir dengan melibatkan para petugas dari PT PLN Rayon Mentok.
Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, Pemkab Bangka Barat telah melakukan komunikasi dengan PDAM Tirta Sejiaran Setason untuk penyediaan air bersih, yang akan dibantu pengangkutannya dengan truk tangki air dari Dinas Sosial, Pemadam Kebakaran, Dinas Pekerjaan Umum dan armada BPBD.
Di kawasan itu juga telah disiapkan tempat istirahat yang cukup memadahi bagi para pemudik yang terpaksa bermalam, terutama bagi para perempuan, anak-anak, ibu hamil dan menyusui.
Untuk mengusir kejenuhan selama mengantre jadwal pemberangkatan kapal, Pemkab juga telah menyiapkan dua lokasi panggung hiburan. "Untuk tahun ini kami upayakan panggung hiburan itu tetap ada. Kami sedang berkomunikasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat untuk menyiapkan panggung dan penampilnya," kata Bong Ming Ming.
Sedangkan untuk tenda akan dikomunikasikan dengan beberapa perusahaan perbankan yang ada di daerah itu untuk penyediaan tenda sesuai dengan kebutuhan. Tenda yang akan dipasang tidak hanya untuk panggung hiburan, namun juga untuk memfasilitasi para pelaku UMKM yang akan memanfaatkan momentum tahunan itu untuk berjualan berbagai produk.
"Kita berharap momentum mudik lebaran tahun ini juga bisa dirasakan manfaatnya oleh para pelaku UMKM lokal, meningkatkan pemasaran sekaligus promosi," ujarnya.
Dalam hal penanganan sampah juga sudah disiapkan petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang akan mengambil sampah setiap hari.
Pemkab Bangka Barat juga akan menyiapkan satu unit dapur umum untuk membantu para pemudik yang sedang mengantre di kawasan Pelabuhan Tanjungkalian mendapatkan makanan berbuka puasa. Pengalaman tahun sebelumnya, banyak sopir dan kondektur atau kernet truk angkutan barang yang menunggu jadwal pemberangkatan sampai berhari-hari.
Dapur umum akan dikelola Dinas Sosial untuk mendirikan tenda darurat dan penyediaan berbagai peralatan dapur umum di lokasi itu pada masa pelayanan mudik Lebaran. Sedangkan bahan makanan akan dikoordinasikan dengan Pemprov Babel yang diharapkan bisa menyisihkan anggaran untuk keperluan dapur umum.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Pemukiman dan Perhubungan Kabupaten Bangka Barat, Hanson Riyadi, mengatakan sebagai tahap awal akan melakukan optimalisasi dengan melakukan pembersihan dan pengerasan lahan kantong parkir yang berada di sebelah pelabuhan dengan target mampu menampung 500 unit mobil.
"Di lokasi itu juga akan kita tambah beberapa unit toilet portabel, tempat pembuangan sampah, penyediaan air bersih, panggung hiburan, tenda UMKM dan lainnya agar pemudik semakin nyaman," kata Hanson. Di lokasi itu juga ada bangunan cukup besar yang bisa dialihfungsikan sebagai tempat istirahat, tempat ibadah, pojok laktasi dan pelayanan kesehatan untuk para pemudik.
Kesiapan ASDP dan pengamanan
Sebagai pelaku utama dalam pelayanan penyeberangan untuk para pemudik, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) Pelabuhan Tanjungkalian pada pelayanan arus mudik tahun ini tidak menambah jumlah unit kapal feri, atau masih tetap 14 unit kapal yang disiapkan, termasuk satu unit kapal cepat.
"Kami akan berupaya mengoptimalkan kapal berukuran besar agar semakin banyak kendaraan yang bisa diangkut, sedangkan untuk jumlah trip penyeberangan akan fleksibel menyesuaikan kondisi di lapangan," kata General Manajer PT ASDP Pelabuhan Tanjungkalian, Christoper Samosir.
Pelayanan arus mudik dan balik Lebaran akan dimulai 15 April hingga 3 Mei 2023. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 20 dan 21 April 2023. Pada tahun ini diprediksi jumlah kendaraan yang masuk setiap hari pada saat puncak arus mudik bisa mencapai 800 unit kendaraan, dan dengan mengoptimalkan kapal feri berukuran besar diharapkan bisa melayani penyeberangan sekitar 550 unit kendaraan per hari.
Sedangkan untuk tarif penumpang, PT ASDP memberlakukan tarif penyeberangan normal seperti penyeberangan reguler dan mulai saat ini sudah diberlakukan sistem pembayaran tiket secara nontunai. Untuk tarif penyeberangan kapal feri, yaitu tarif penumpang orang dewasa Rp55.200/orang, anak-anak Rp4.900/orang. Tarif sepeda Rp70.800, sepeda motor di bawah 500cc Rp130.550, di atas 500cc Rp221.350.
Sedangkan mobil penumpang panjang lima meter Rp998.500, mobil barang panjang lima meter Rp870.000, mobil penumpang panjang 5-7 meter Rp1.770.900, mobil barang 5-7 meter Rp1.662.500, untuk mobil penumpang panjang tujuh hingga 10 meter Rp2.895.900, mobil barang 7-10 meter Rp2.467.700, mobil panjang 10-12 meter Rp2.940.700, mobil 12-16 meter Rp4.235.100 dan mobil panjang lebih dari 16 meter Rp5.808.700 per unit.
Sementara itu, terkait dengan pengamanan , Kapolres Bangka Barat, AKBP Catur Prasetyo, menyampaikan bahwa di Pelabuhan Tanjungkalian telah disiapkan sebanyak 296 personel gabungan, yang terdiri dari 110 anggota Polri dan 186 petugas dari pihak eksternal, yaitu dari personel TNI, Dinas Perhubungan, ASDP, Pemadam Kebakaran, Satpol PP, BPBD dan lainnya.
Polres juga menyiapkan empat posko, terdiri dari satu posko pelayanan di Pelabuhan Tanjungkalian dan tiga posko pengamanan yang ditempatkan di Kecamatan Kelapa, Parittiga, dan satu lokasi di kawasan Pantai Baturakit untuk menunjang pelayanan pemudik.
Kehadiran para personel di tengah masyarakat diharapkan bisa memberikan rasa aman dan nyaman sekaligus membantu menjaga ketertiban dan kelancaran arus kendaraan yang mengantre di kawasan pelabuhan.
Berbagai pelayanan yang disiapkan merupakan bentuk kepedulian pemerintah dan rasa kemanusiaan. Pelayanan ini murni untuk memuliakan para pemudik agar merasa diperhatikan dan dilayani sehingga perjalanan mengharap kebahagiaan bertemu orang tua, sanak saudara di tanah kelahiran menjadi semakin menggembirakan.