Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. Harrina E. Rahardjo, Sp.U (K), Ph.D mengatakan kebutuhan cairan tubuh dengan minum air mineral yang mencukupi serta mengurangi minuman yang mengandung kafein, teh, minuman kemasan, dan soda dapat membantu pencegahan infeksi saluran kemih.
"Minum dengan jumlah yang cukup, tidak kurang dan tidak juga berlebihan dengan jenis minuman yang tepat," kata Harrina dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Dokter Spesialis Urologi itu menyebut menahan buang air kecil dapat menyebabkan risiko infeksi saluran kemih, nyeri pada kandung kemih, atau batu saluran kemih, penurunan fungsi ginjal, yang bisa berujung pada berbagai penyakit hingga komplikasi masalah kesehatan kepada wanita.
Meski tidak mengancam jiwa, tetapi infeksi saluran kemih sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti aspek pekerjaan, sosial, seksual, hingga kualitas tidur.
"Sebanyak 30 persen wanita pernah mengalami setidaknya sekali infeksi saluran kemih, dan secara global kasus infeksi saluran kemih hampir sebanyak 150 juta per tahun," katanya.
Selain minuman, makanan yang dikonsumsi juga perlu dijaga. Profesor yang pernah meraih penghargaan dalam ajang “European Association of Urology Annual Meeting” di Barcelona ini menyarankan untuk menghindari makanan yang terlalu pedas atau asam karena bisa memicu beser.
"Hindari sering menahan kencing, menjaga kebersihan saluran kemih, dan segera berkonsultasi ke dokter apabila dijumpai gejala-gejala infeksi," tambah dia.
Adapun beberapa gejala yang sering muncul pada penderita infeksi ini adalah sering buang air kecil (BAK) di siang dan/atau malam hari, sulit menahan BAK, mengompol, BAK sulit, aliran kencing terputus-putus, serta BAK mengedan dan tidak tuntas setelah BAK.
Beberapa penyebab infeksi saluran kemih dihubungkan dengan proses penuaan, genetik, menopause, stres psikologis, peradangan saluran cerna, kondisi mikrobiota dalam saluran kemih, serta sumbatan saluran kemih bagian bawah seperti prolaps organ panggul pada perempuan.
Selain itu, kelainan saraf seperti stroke, penyakit Parkinson, dan kelainan tulang belakang juga bisa menjadi pemicu penyakit tersebut.