Salah seorang warga Nelda Murni (24) di Kabupaten Solok, Selasa, mengaku cemas dan panik akibat getaran gempa yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.
Ia mengaku getaran yang dirasakannya cukup kuat dan lumayan lama. Bahkan, dia hampir saja memutuskan keluar rumah karena takut tertimpa barang-barang di sekitar kamar akan jatuh.
"Namun, karena masih malam dan sepi, nggak ada juga orang yang keluar, saya mencoba untuk menenangkan diri sembari beristigfar. Alhamdulillah berhenti juga," kata dia.
Warga lainnya Abral (29) juga mengaku terbangun akibat getaran gempa yang cukup kuat.
Ia pun langsung mencari informasi terkait sumber getaran gempa dan ternyata berdasarkan rilis BMKG gempa tersebut berpusat di Kepulauan Mentawai, Sumbar dengan magnitudo 7,3.
Baca juga: BMKG imbau warga yang mengungsi takut tsunami untuk pulang ke rumah
Baca juga: Gempa M 7.3 terasa 30 detik di Kota Padang
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui rilis tertulis mengatakan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,9 dari awalnya disebutkan M7,3.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,94° LS ; 98,38° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 23 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawai dengan skala intensitas VI MMI, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, dan Padang dengan skala intensitas V MMI.
Sempat terjadi lima kali gempa susulan hingga pukul 04.00 WIB dengan magnitudo terbesar 4,6.