London (ANTARA) -
Di hadapan jemaat yang terdiri dari sekitar 100 pemimpin dunia dan jutaan pemirsa televisi, Uskup Agung Canterbury, pemimpin spiritual Gereja Anglikan, perlahan-lahan meletakkan Mahkota St Edward yang berusia 360 tahun di atas kepala Charles saat dia duduk di atas sebuah tahta abad ke-14 di Westminster Abbey, Sabtu.
"Tuhan selamatkan Raja Charles. Hidup Raja Charles. Semoga raja hidup selamanya," kata jemaat di gereja setelah kemeriahan terompet dibunyikan.
Selama kebaktian dua jam yang bersejarah dan khusyuk, istri kedua Charles, Camilla, juga dinobatkan sebagai ratu.
Meskipun berakar pada sejarah, upacara yang disiarkan televisi untuk kedua kalinya, juga merupakan upaya untuk menghadirkan monarki berwawasan maju, dengan orang-orang yang terlibat mencerminkan negara yang lebih beragam dengan keberagaman agama pula.
Ketika Inggris berjuang untuk menemukan jalan di tengah pusaran politik setelah memutuskan keluar dari Uni Eropa, pendukung monarki mengatakan keluarga kerajaan tetap menarik perhatian internasional, serta merupakan sarana diplomatik yang penting untuk menjaga keberadaan Inggris di panggung dunia.
"Tidak ada negara lain yang dapat menampilkan pertunjukan yang begitu mempesona--mulai dari prosesi, arak-arakan, upacara, dan pesta jalanan," kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Terlepas dari antusiasme Sunak, penobatan Raja Charles III berlangsung di tengah krisis biaya hidup dan skeptisisme publik, terutama di kalangan muda, tentang peran dan relevansi monarki.
Charles (74) secara otomatis menggantikan ibunya, Ratu Elizabeth, sebagai raja Inggris setelah kematiannya September lalu.
Setelah kebaktian, Charles dan Camilla (75) menaiki kereta emas Gold State Coach seberat empat ton yang dibangun untuk George III, raja terakhir koloni Inggris di Amerika, untuk menuju ke Istana Buckingham.
Prosesi sepanjang satu mil itu melibatkan 4.000 personel militer dari 39 negara anggota persemakmuran.
Sementara itu, ratusan tentara berseragam merah dan topi kulit beruang hitam berbaris di sepanjang jalan The Mall, jalan besar menuju istana, dalam acara seremonial terbesar di Inggris sejak penobatan Ratu Elizabeth.
Puluhan ribu orang mengabaikan hujan lebat di tengah kerumunan untuk menyaksikan apa yang dilihat sebagian orang sebagai momen bersejarah.
"Ketika saya masih kecil, saya bisa menonton (penobatan) Ratu Elizabeth di televisi di Hartford, Connecticut, di rumah seorang teman karena kami tidak punya TV," kata pensiunan guru AS Peggy Jane Laver (79).
"Jadi saya senang berada di sini untuk menyaksikan upacara penobatan secara langsung," ujar dia, menambahkan.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Raja Charles III berjanji akan "melayani seumur hidup"
10 September 2022 13:48
Raja Charles III akan jadi pemimpin baru Inggris
9 September 2022 09:41
Raja Charles didiagnosa kanker dan akan tunda semua tugas publiknya
6 Februari 2024 10:25
Pangeran Harry dan Meghan diminta kosongkan tempat tinggal di Inggris
2 Maret 2023 18:13
Raja Charles akan diproklamasikan sebagai penguasa baru Inggris
10 September 2022 18:26
Aktivis Inggris Kritik Bendera Wafatnya Raja Abdullah
25 Januari 2015 22:47
Ferrari yakin Leclerc akan temukan peningkatan performa setelah Monako
28 Mei 2024 10:11
Formula 1 - Lecrerc kehabisan kata kata jelaskan kemenangan di Monako
27 Mei 2024 06:16