Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia mengajak ASEAN (Asosiation of South East Asian Nations) agar mengembangkan ketahanan kawasan sebagai upaya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
“(Selain itu) juga memperkuat faktor-faktor pendukung (pertumbuhan ekonomi), dan mendorong implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP),” kata dia dalam konferensi pers usai pertemuan menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC) ke-22 di Jakarta, Minggu.
Pada pertemuan AECC ke-22, ada sejumlah isu strategis kawasan yang dibahas.
Pertama, kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi integrasi kawasan mengingat pertumbuhan ekonomi ASEAN diperkirakan sebesar 4,7 persen di tahun 2023 dan 5 persen di tahun 2024. Karena itu, lanjutnya, ASEAN menjadi bright spot on the dark horizon.
Pembahasan kedua adalah perkembangan 16 Prioritas Ekonomi (Priority Economic Deliverables/PED) yang diangkat Indonesia dengan tujuan meningkatkan daya saing dan konektivitas, serta mengakselerasi transformasi digital.
Beberapa PED yang utama ialah The 2nd Protocol to Amend the ASEAN– Australia–New Zealand Free Trade Area (AANZ-FTA), ASEAN Leaders’ Declaration on Strengthening Food Security, Leaders’ Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), Development of the Electric Vehicle Ecosystem, Development of ASEAN Blue Economy Framework, dan Promoting Transition Finance to Support Sustainable Finance and Green Economy.
Berdasarkan pertemuan tersebut, ASEAN turut mencatat perkembangan positif dari capaian prioritas, terutama terkait penandatanganan (AANZ-FTA), lalu upgrading serta peluncuran ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Versi 2 yang telah memasuki tahap akhir implementasi.
“Untuk mendorong transformasi digital kawasan, para menteri sepakat untuk mengakselerasi dimulainya perundingan DEFA dari 2025 menjadi 2023, yang ditargetkan akan diluncurkan pada bulan September 2023 dan diselesaikan putaran perundingan pertama di tahun ini,” ungkap Airlangga.
Untuk pembahasan ketiga, yaitu persiapan partisipasi Timor-Leste di ASEAN menimbang Para Menteri mendukung negara tersebut secara penuh terlibat dalam pertemuan dan kegiatan di Pilar Ekonomi ASEAN.
“Terakhir, kami juga membahas perkembangan penyusunan Visi Komunitas ASEAN Paska-2025. Para Menteri menginstruksikan badan sektoral terkait melakukan konsultasi dengan seluruh elemen masyarakat ASEAN agar dapat menjaring pandangan dan kebutuhan komunitas ASEAN secara inklusif,” ucapnya.