Kiev (ANTARA) - Ukraina membantah pernyataan bos tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, Sabtu, bahwa pasukan Wagner sudah menguasai Kota Bakhmut sepenuhnya dan mengatakan bahwa pertempuran masih terus berlangsung.
Prigozhin mengeluarkan pernyataan melalui rekaman video ketika ia dengan seragam tempur di depan barisan tentara sambil memegang bendera Rusia dan spanduk Wagner.
"Hari ini, pukul 12 sore, Bakhmut sudah dikuasai sepenuhnya. Kami benar-benar sudah merebut seluruh kota dari rumah ke rumah," kata Prigozhin.
Namun klain Prigozhin tersebut langsung dibantah Serhiy Cherevatyi, juru bicara militer Ukraina, dengan mengatakan: "Itu tidak benar. Tentara kami masih bertempur di Bakhmut."
Bakhmut menjadi medan pertempuran yang paling lama dan paling berdarah selama perang Rusia di Ukraina yang sudah memasuki bulan ke-15.
Saat Prigozhin berbicara melalui tayangan video tersebut, masih terdengar latar belakang bunyi ledakan dan pasukannya akan menarik diri dari Bakhmut mulai 25 Mei untuk beristirahat dan kemudian menyerahkan kontrol kepada tentara Rusia.
Prigozhin mengejek Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden AS Joe Biden yang sedang menghadiri KTT G7 di Jepang pada Sabtu, dimana pada pertemuan negara-negara kaya tersebut perang Ukraina menjadi perhatian mereka.
Prigozhin kemudian mengejek Zelenskiy dengan berujar: "Hari ini saat Anda bertemu Biden, cium kepalanya dan sampaikan salam dari saya."
Prigozhin sebelumnya berulang kali mengeluh bahwa pada perang terdahulu, pasukannya sering mengalami kekalahan gara-gara tidak mendapat cukup dukungan pasokan amunisi.
Ia beberapa waktu lalu bahkan sempat mengancam akan menarik pasukannya setelah menumpahkan kekesalan kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dengan mengirim rekaman video sambil berdiri di antara mayat tentara yang berlumuran darah.
"Gara-gara birokrasi Rusia dan "kemauan" Shoigu serta Kepala Staf Valery Gerasimov, kami kehilangan tentara lima kali lebih banyak dari yang seharusnya," katanya.
Intelijen pertahanan Inggris pada Sabtu mengatakan bahwa sangat mungkin Rusia mengerahkan beberapa batalion pasukan untuk memperkuat pasukan di Bakhmut, karena keuntungan taktis yang diraih Ukraina di pinggir kota itu.
Prigozhin secara langsung pernah menyatakan bahwa Bakhmut, kota dengan 70.000 penduduk sebelum pecah perang, sebenarnya tidak mempunyai nilai strategis, tapi menjadi simbol bagi Rusia dan Ukraina gara-gara tingginya intensitas perang di sana dan banyaknya korban yang berjatuhan.
Sumber: Reuters