London (ANTARA) - Rusia pada Minggu (4/6) mengeklaim telah mencegat sembilan drone (pesawat nirawak) di atas Semenanjung Krimea dan satu lainnya di atas kota kecil Sudzha di daerah Kursk selatan.
Serangan drone hampir terjadi setiap hari di dalam negeri atau wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia.
Lima drone ditembak jatuh dan empat lainnya macet sehingga tidak bisa mengenai sasaran mereka di Dzhankoi di Krimea, kata pejabat yang ditunjuk Rusia di semenanjung itu, yang diduduki Moskow sejak 2014.
Sebuah drone yang diluncurkan Ukraina juga dijatuhkan di atas Sudzha pada hari yang sama, kata gubernur daerah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina, melalui aplikasi perpesanan Telegram.
Reuters tidak bisa memverifikasi laporan itu secara independen.
Serangan itu datang setelah gempuran bertubi-tubi terjadi di kawasan perbatasan Rusia di Belgorod dan infrastruktur perminyakan di dalam negara tersebut, serta serangan drone di kawasan mewah di Moskow pada pekan lalu.
Kiev menyangkal menyerang Moskow. Sementara itu, Ukraina tidak pernah secara terbuka menyatakan bertanggung jawab atas serangan di mana pun di dalam Rusia atau di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia.
Tidak terdapat korban jiwa dalam serangan drone pada Minggu, kata pejabat.
Jendela di beberapa rumah di Dzhankoi mengalami retak-retak , menurut kepala pemerintahan Krimea yang didukung Rusia, Sergei Aksyonov, melalui Telegram.
Ia menambahkan bahwa satu drone yang tidak meledak ditemukan di wilayah sebuah rumah tempat tinggal warga. Karena kejadian itu, sekitar 50 orang di daerah tersebut terpaksa dievakuasi.
Rusia memiliki sebuah pangkalan udara militer dekat Dzankhoi.
Pejabat Ukraina telah lama menyatakan bahwa kota itu dan kawasan di sekitarnya telah diubah menjadi pangkalan militer terbesar Moskow di Krimea.
Sumber: Reuters