Jakarta (Antara Babel) - Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan iuran untuk Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang dibebankan kepada para kandidat calon ketua umum mengurangi politik transaksional.
"Kalau mengurangi itu pasti. Akan tetapi, kalau menyetop, kami tidak tahu," kata Aburizal seusai memimpin jamuan makan siang delegasi International Conference of Asian Political Parties (ICAPP) di Jakarta, Jumat.
Dia menilai tujuan pengumpulan iuran itu baik karena tanpa iuran para kandidat bisa saja mengeluarkan dana lebih besar dan berpotensi untuk melancarkan politik uang.
Ia menjelaskan iuran itu tidak akan terlampau besar dari wacana yang sempat bergulir sebesar Rp20 miliar.
Selain itu, kata dia, iuran bagi kandidat hanya untuk hal-hal yang berkaitan dengan para kandidat, seperti biaya kampanye dan sosialisasi.
"Biaya lain semua pengurus menyumbang, seperti saya menyumbang, Pak Theo menyumbang, Pak Ade Komarudin juga menyumbang dalam kapasitasnya sebagai wakil ketua umum serta kandidat. Saya juga mendengar para kader muda juga menggalang iuran ada yang Rp500 ribu, satu juta rupiah, semua tergantung pada kemampuan masing-masing," kata Aburizal.
Ia mengatakan bahwa pengeluaran terbesar Munaslub adalah untuk keperluan transportasi, makanan, dan uang saku ribuan peserta Munaslub.
"Kalau di Bali, tidak ada uang transportasi kan susah," kata Aburizal.
Munaslub Golkar bakal digelar pada 23 Mei nanti dengan agenda utama memilih ketua umum partai ini.
Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, Indra Bambang Utoyo, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, Setya Novanto, Syahrul Yasin Limpo, dan Zaki Iskandar adalah di antara yang sudah menyatakan mencalonkan diri menjadi ketua umum Golkar.