Pangkalpinang, (Antara Babel) - PT Timah (Persero) Tbk melalui program corporate social responsibility (CSR) mengeruk Kolong Retensi Kacang Pedang Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna mengantisipai banjir selama musim hujan di ibukota provinsi itu.
"Kegiatan pengerukan kolong ini dilakukan selama seminggu, sehingga masyarakat Kota Pangkalpinang tidak lagi cemas akan banjir setiap hujan lebat turun," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Timah (Persero) Tbk, Renny Hutagalung saat memantau pengerukan kolong retensi di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan luas kolong Retensi Kacang Pedang 48 hektare, diperkirakan mampu menampung air 1,1 juta meter kubik dan kolong ini merupakan salah satu sumber penyedia air baku masyarakat di Kota Pangkalpinang.
"Kegiatan pengerukan ini sebagai bentuk sinergi dan dukungan PT Timah kepada pemkot dalam mengantisipasi banjir yang merugikan masyarakat kota itu," ujarnya.
Ia mengatakan kegiatan ini juga sebagai respon cepat jajaran Direksi PT Timah saat kegiatan silaturahmi dengan Wali Kota, Kapolres dan Dandim waktu lalu, dimana PT Timah diminta untuk dapat membantu mengurangi dampak banjir melalui program CSR-nya.
"Pengerukan di kolong retensi Kacang Pedang menggunakan alat berat berupa PC ukuran dan jangkauan yang lebih besar. Kegiatan ini akan dilakukan selama kurang lebih satu minggu," ujarnya.
Menurut dia kegiatan pendalaman ini juga sebagai bentuk realisasi dari program CSR dan diharapkan melalui kegiatan ini bisa membantu mengurangi debit air yang melimpah ke tengah pemukiman masyarakat manakala hujan lebat turun.
"Pendangkalan di kolong retensi cukup memprihatinkan, karena sampah yang berserakan dan di pinggir sungai tumbuh subur rumput-rumput liar, sehingga kolong tidak mampu menampung debit air jika hujan lebat menguyur kota itu," ujarnya.
Sebelumnya, PT Timah (Persero) Tbk melalui program CSR telah pengerukan, memperdalam dan memperlebar di alur Sungai Pendidang, sepanjang satu kilo meter lebih yang mengalami pendangkalan karena aktivitas penambangan ilegal, penebangan hutan di kawasan sungai, sehingga memicu bencana banjir di daerah itu.
Ia berharap dengan adanya pengerukan kolong dan sungai ini dapat mencegah banjir di wilayah-wilayah yang dilewati aliran sungai dan masyarakat tidak lagi cemas akan terjadi banjir saat hujan lebat turun.
"Kita berharap masyarakat ikut menjaga kelestarian lingkungan kolong retensi dan sungai, dengan tidak membuang sampah ke kolong sebagai pemicu pendangkalan sumber air baku masyarakat kota ini," harapnya.