Pangkalpinang (Antara Babel) - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengajak masyarakat untuk menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Kebijakan tersebut akan memicu kenaikan harga semua jenis barang termasuk kebutuhan pokok sehingga masyarakat akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya," kata Ketua KAMMI Babel Jaya Zaelani di Pangkalpinang, Senin.
Bahkan, kata dia, kebijakan itu akan meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran karena penghasilan yang diperoleh tidak sebanding dengan pengeluaran untuk kebutuhan pangan sehari-hari.
"Pemerintah daerah dan pusat seharusnya lebih cermat dalam menganalisa dampak yang akan timbul dari pemberlakuan kebijakan tersebut terhadap kondisi masyarakat. Selain itu, laju perekonomian nasional juga akan semakin lambat karena daya beli konsumen akan menurun," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, mahasiswa sebagai kontrol sosial pemerintah mengajak masyarakat di daerah itu untuk bersama-sama turun ke jalan menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM.
"Aksi unjuk rasa merupakan salah satu bentuk protes dan aspirasi masyarakat untuk menolak kenaikan harga BBM karena kebijakan itu tidak berpihak pada rakyat," ujarnya.
Ia mengatakan, selama ini belum ada wadah bagi masyarakat di daerah itu untuk menampung dan meyampaikan aspirasi kepada pemerintah daerah.
"Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa mahasiswa di daerah ini siap untuk mendukung dan memperjuangkan kepentingan rakyat," ujarnya.
Ia berharap agar masyarakat di daerah itu untuk ikut berperan aktif menolak kenaikan harga BBM karena menilai kebijakan itu akan menyengsarakan rakyat.
Selain itu, ia juga berharap agar semua elemen mahasiswa di daerah itu untuk menyatukan suara dan aksi dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.