Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memastikan pengembangan Rumah Tuan Kuase atau yang lebih dikenal dengan nama Wisma Bougenville di Tanjung Pendam Belitung, melalui program pengembangan dengan jalan dipugar, tapi tidak meninggalkan nilai-nilai keasliannya sebagai cagar budaya Bangka Belitung.
"Kita akan memastikan, menyiapkan anggaran dan mencari solusi atas proses pemugaran Rumah Tuan Kuase. Konsepnya, kita perbaiki semuanya, tetapi tetap seperti aslinya," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan ide pengembangan dengan konsep perancangan konservasi kompleks Rumah Tuan Kuase Belitung akan mengangkat potensi Kepulauan Bangka Belitung yaitu "Bangka Belitung megalithic glow stone".
Ia menyampaikan Rumah Tuan Kuase juga akan di-preservasi untuk menjadi "living monument," yang meliputi perbaikan dan perubahan tampilan wajah serta interior bangunan dilakukan dengan mengembalikan ke saat awal pembangunan Rumah Tuan Kuasa di tahun 1862.
"Lingkungan sekitarnya akan direvitalisasi dengan membangun bangunan baru guna mendukung living monument," katanya.
Ia menjelaskan Rumah Tuan Kuase tersebut terdiri dari, bangunan guest house atau wisma tamu dengan konsep hotel butik, bangunan galeri, cafe dan workshop UMKM Tanjung Pandan dan Bangka Belitung untuk menggiatkan pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat kecil, dan panggung pertunjukan di taman sisi samping monumen living monument.
Ia menyatakan dukungan dan kesiapan dari tim PUPR, Dinas Pariwisata dan juga Biro Umum dalam proses pengembangan Wisma Bougenville ini.
Sementara itu Rumah Tuan Kuase atau Wisma Bougenville adalah rumah yang dibangun untuk Kepala Administrator (Hoofdadministrateur) pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1862. Bangunan ini merupakan prototype rumah adat Belitung dan saat ini telah menjadi properti Pemerintah Provinsi Babel.