Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan ekspor perikanan Kepulauan Babel mencapai 50 ton per hari sehingga dapat menjadi penopang perekonomian masyarakat di daerah itu.
"Ekspor perikanan Babel mencapai 50 ton per hari dan ini sangat tinggi," kata Kepala BKIPM Provinsi Kepulauan Babel Dedy Arief Hendriyanto di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menyatakan ekspor perikanan, seperti udang, kerapu, cumi dan produk olahan perikanan lainnya paling tinggi dikirim ke lima negara, yaitu Singapura, Malaysia, Vietnam, Australia dan Thailand.
"Udang kita banyak dan mestinya Babel bisa ekspor ke Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Timur Tengah," katanya.
Baca juga: Belitung targetkan ekspor 100 ton kerapu menuju Hong Kong
Menurut dia, selama ini kendala dalam meningkatkan ekspor perikanan, yaitu logistik, di mana Babel belum memiliki gudang pendingin ikan kelas A dan B, kapal berukuran besar, pelabuhan yang belum bisa dilewati kapal besar pengangkut kargo.
Selain itu, Babel belum bisa melakukan ekspor langsung ke negara tujuan dan harus ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta untuk melakukan ekspor perikanan tersebut.
"Kami sudah membahas kendala ekspor perikanan ini dengan Penjabat Gubernur Kepulauan Babel dan mudah-mudahan kendala-kendala ini bisa segera diatasi untuk mendorong peningkatan ekspor perikanan ini," katanya.
Ia berharap masalah logistik ekspor perikanan ini segera teratasi, agar potensi perikanan bisa lebih berkembang dengan baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah ini," katanya.
Baca juga: Pemkab Belitung jajaki peluang ekspor hasil perikanan ke empat negara
