Singapura (ANTARA) - Segelas menu Kopi Kenangan Mantan atau tak lain kopi susu gula aren, bukan lagi tentang mantan dan patah hati tetapi sesuatu yang lebih semangat dan muda.
Inilah yang menjadi satu poin yang ingin dihadirkan jenama jaringan makanan dan minuman asal Indonesia Kopi Kenangan dalam gerainya di Malaysia dan kini Singapura yang beroperasi di bawah nama Kenangan Cofffee sebagai merek internasional yang digunakan di luar Indonesia.
Kata "Coffee" menggantikan "Kopi" mengingat tak semua orang di luar Indonesia mengetahui arti kata "kopi". Lalu, sekalipun ada pergantian kata, mereka mempertahankan identitas menggunakan biji kopi dari Indonesia seperti Sidikalang, Flores, dan lainnya serta sebagian menu kopinya.
Berada di lantai basement satu sebuah pusat perbelanjaan kawasan Civic District, Orchard Road, Singapura yakni Raffles City Shopping Centre, gerai Kenangan Coffee tampil lebih cerah ketimbang di negeri aslinya.
Lokasi itu berjarak sekitar kurang dari 500 meter dari Stasiun MRT City Hall yang dapat ditempuh sekitar lima menit berjalan dan Esplanade MRT dengan jarak 120 meter atau dua menit berjalan kaki.
Gerai seluas 915 meter persegi itu menjadi yang pertama hadir di negeri singa. Letaknya berada di tengah dan bersebelahan dengan eskalator mal sehingga orang-orang bisa melihatnya relatif lebih mudah saat turun dari lantai satu atau menuju lantai basement.
Lampu-lampu dan hiasan dinding ditata sedemikian rupa sehingga menghapus kesan suram atau patah hati yang biasanya dilekatkan pada jenama itu.
Di sisi lain, warna merah bukan semata logo hati tetapi juga digunakan untuk hiasan di dekat meja barista dan kasir, bertuliskan "I (logo hati) KN", memunculkan tampilan kesan cerah, ditambah dua hiasan lainnya dengan dominasi warna putih yang diletakkan berdekatan.
Group CEO and Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata dan Head of Properthy Kenangan Coffee Malaysia and Singapura C. K. Young mengatakan suasana interior gerai sengaja dibuat demikian agar menarik perhatian pengunjung mal. Dari sinilah dia dan tim mulai memperkenalkan jenama Indonesia pada masyarakat Singapura.
Namun, upaya menghadirkan kesan lebih semangat melalui gerai sebatas itu karena tak bisa sembarang mengganti konsep bila ingin mendunia, menurut Co-CEO Kopi Kenangan James Prananto.
Kemudian, sama seperti kebanyakan gerai di Indonesia, gerai di Singapura juga menyediakan area makan dan minum di tempat dengan fasilitas kursi dan meja untuk individu maupun kelompok. Gerai bisa menampung 30 hingga 50 orang.
Berbicara menu, secara umum sama dengan di Indonesia yakni dari minuman berbasis espresso sampai non-kopi yang dibuat untuk dapat diterima baik oleh lidah Asia maupun global dengan harga yang disesuaikan.
Salah satu menu yang dibawa ke Singapura yakni Kenangan Latte atau dikenal sebagai Kenangan Mantan di Indonesia. Menu ini diprediksi akan menjadi yang favorit di sana, sama seperti di Malaysia.
Segelas Kenangan Latte yang tak lain kopi susu gula aren dibanderol 4,9 dolar Singapura, sama seperti menu Latte lainnya seperti Creamy Latte dan Vanilla Lattte. Soal level rasa manis, rata-rata sekitar 30 persen di bawah selera kebanyakan penyuka kopi di Indonesia. Secara umum, harga satu gelas kopi ditawarkan mulai dari harga 2,9 hingga 7,9 dolar Singapura.
Tren minum kopi di Singapura
Target konsumen di Singapura bukan hanya muda-mudi di sana tetapi juga mereka yang mencintai kopi. Ini mengingat kebiasaan sebagian masyarakat di sana yang menjadikan kopi sebagai minuman yang sangat umum.
Chin Hou Goh, warga Singapura yang menjabat sebagai Co-CEO of Kopi Kenangan mengatakan kebanyakan orang di Singapura meminum kopi hitam sesaat setelah bangun tidur, kemudian usai makan siang dan sore hari namun tak lebih dari jam 18.00.
Mereka, sambung Goh, bahkan menyisihkan 5 - 10 persen uang untuk kopi setiap bulannya dan punya kebiasaan kembali ke toko yang sama untuk menyantap minuman yang sama.
General Manager of Kenangan Coffee in Malaysia and Singapura Jordan Lung berpendapat, masyarakat di Singapura menyukai rasa kopi yang tak terlalu manis. Dia membandingkan dengan Indonesia yang masih berada di atas.
"Tidak terlalu manis. Mereka suka Americano, Latte yang tidak manis, setelahnya flavoured latte. Gulanya 20 persen lebih rendah dari Indonesia," kata dia.
Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Ni Made Ayu Marthini yang turut hadir dalam peresmian gerai di Singapura pada Selasa (269) mengatakan pemerintah mendukung jenama Indonesia termasuk bidang makanan dan minuman untuk naik kelas.
"Jadi fungsi pemerintah itu tiga-lah ya secara garis besar, pertama tentu fasilitasi, promosi dan ketiga represent karena kita hari ini datang, itu buat pelaku itu luar biasa," kata dia.
Berbicara kopi, menurut dia, ini sebenarnya tak melulu menjual komoditas melainkan juga narasi yang ingin diciptakan. Kemenparekraf ingin menggairahkan pelaku bisnis bidang ini tidak hanya melihat dari satu sisi, tetapi 360 derajat meliputi wisata dan kreatifnya.