Pangkalpinang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal ZA melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisional Kota Pangkalpinang, sebagai bentuk keseriusan pemerintah provinsi menekan inflasi di daerah itu.
"Pengendalian inflasi adalah kerja konkret bukan jargon semata dan i saya bersama Disperindag dan Dinas UMKM langsung cek kondisi lapangan untuk memastikan pantauan harga-harga bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, ikan, daging termasuk cabai di pasar tradisional ini," kata Safrizal ZA dalam keterangan pers diterima LKBN ANTARA Babel di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan sebagaimana data yang disampaikan Mendagri pada rapat rutin pengendalian inflasi, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri menjadi provinsi dengan tingkat inflasi paling tinggi se-Indonesia. Angkanya mencapai 3,8 persen secara "year on year" dan beras masih menjadi faktor penyumbang terbesar inflasi di Babel, selain transportasi udara, rokok, daging ayam dan cumi-cumi.
"Saya monitor cabai rawit harganya naik dari Rp90 ribu menjadi Rp95 ribu per kilogram, karena selain pasokan berkurang juga dipengaruhi oleh tingginya biaya transportasi udara karena cabai rawit didatangkan dari Pulau Jawa," ujarnya.
Menurut dia tingginya inflasi di Bangka Belitung menjadikan pemerintah provinsi berciri kepulauan ini harus segera memikirkan exit-strategy yang harus dijalankan. Apabila tidak ada perubahan yang signifikan maka akan semakin menggerus daya beli masyarakat.
"Jadi tingkat inflasi ini sifatnya agregat, maka harus ditangani lintas sektoral sehingga saya meminta pula kepada seluruh Bupati dan Walikota se-Provinsi Babel untuk berkolaborasi bersama unsur Forkopimda maupun stakeholder lain dalam rangka menjadikan pengendalian inflasi sebagai prioritas dalam implementasi program pemerintah," katanya.
Ia menyatakan pasca pandemi Covid-19, inflasi masih menjadi tantangan terbesar bagi pemulihan ekonomi, tak terkecuali di daerah. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang salah satu sektor unggulannya adalah pariwisata, dampaknya masih dirasa hingga saat ini.
"Kita akan running, jangan berpaku pada cara-cara konvensional saja, namun butuh terobosan seperti membangkitkan sektor pertanian, penguatan rantai pasok dan menggalakkan program pangan keluarga, melalui partisipasi tanam cabai misalnya, segera saya konsolidasikan dinas-dinas sekaligus koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait" katanya.