Pangkalpinang (ANTARA) - Dua Kelompok Wanita Tani (KWT) hasil sinergisitas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung dan Pemerintah Kota Pangkalpinang kembali panen sayur sawi dan selada, menyusul panen 8 kelompok tani di beberapa kabupaten.
"Diharapkan KWT menjadi salah satu bentuk dukungan masyarakat dalam pengendalian inflasi Babel melalui peningkatan pasokan sayuran untuk keluarga," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Faturachman, Sabtu (16/12).
Panen di dua KWT terselenggara pada tanggal 8 dan 14 Desember 2023 tepatnya di KWT Sinar Bulan dan KWT Bukit Besar. Hasil panen berupa 42 kg sawi dan 5,5 kg selada.
"Dua KWT ini merupakan bagian dari Program Kelurahan Tanggap Inflasi yang dicanangkan pada 13 Maret 2023 serta merupakan bentuk sinergisitas antara KPw BI Babel dengan Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam memperkuat program pengendalian inflasi," katanya.
Panen sayuran di dua KWT ini diperkirakan akan berlangsung sampai dengan Januari 2024. Sebelumnya, berdasarkan pemantauan Bank Indonesia, telah terdapat 8 kelompok tani yang telah panen cabai yang secara total mencapai 47,2 ton.
"Panen di KWT dan kelompok tani tersebut diharapkan dapat menambah pasokan cabai dan sayuran di tengah meningkatnya harga cabai dan inflasi Bangka Belitung," ujarnya.
Implementasi program ketahanan pangan yang digagas Bank Indonesia juga telah melibatkan pondok pesantren. Program ini sekaligus mendorong kemandirian ekonomi pesantren dengan dukungan sumber daya santri yang potensial.
Ia menyebutkan, sampai dengan saat ini di Bangka Belitung terdapat 8 pondok pesantren yang ikut serta menyukseskan program tersebut bersinergi dengan Bank Indonesia. Sejak tahun 2023, ke 8 pondok pesantren tersebut telah menghasilkan produksi panen sebanyak 7.09 ton yang terdiri dari 6.19 ton cabai, 310 kg lele, 310 kg sawi, 20 kg pokcoy dan 40 kg ikan nila.
Pondok pesantren Madinatul Ilmi di Bangka Barat, merupakan salah satu pondok pesantren yang menjalankan usaha pertanian terintegrasi (integrated farming). Di Pesantren Madinatul Ilmi, terdapat budidaya cabai, hortikultura, bebek, dan ikan lele. Pada Kamis (14/12), Pondok Pesantren Madinatul Ilmi panen ikan lele sebanyak 35 kg.
Ia mengatakan, program pengendalian inflasi akan terus diperkuat melalui Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Dalam pelaksanaan program ini, Bank Indonesia bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pemerintah Daerah, dan berbagai elemen masyarakat untuk menjaga angka inflasi tahun 2023 tetap berada dalam sasaran target nasional yaitu sebesar 3+/-1 persen," katanya.