Kairo/Gaza/Yerusalem (ANTARA) - Serangan udara Israel sejak Minggu malam telah menewaskan sedikitnya 78 orang di Gaza, kata pejabat kesehatan Palestina.
Serangan yang dimulai beberapa jam sebelum tengah malam itu berlanjut hingga Senin, yang bertepatan dengan Hari Natal. Warga dan media Palestina mengatakan Israel meningkatkan serangan udara dan darat terhadap al-Bureij di Gaza tengah.
Lebih dari 70 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Maghazi di Gaza tengah, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qidra. Dia menambahkan bahwa banyak di antara korban adalah perempuan dan anak-anak.
Penduduk yang tinggal di kamp pengungsi Gaza tengah mengatakan mereka mengalami salah satu malam paling buruk sejak perang dimulai.
Jet-jet dan tank-tank Israel melancarkan serangan udara puluhan kali terhadap rumah dan jalan di al-Bureij dan daerah di dekatnya, al-Nusseirat dan al-Maghazi.
Sejumlah warga sampai memohon di media sosial agar masyarakat memberi tempat berlindung bagi mereka yang menjadi tunawisma setelah meninggalkan rumah di Bureij.
"Ada 60 orang di rumah saya, orang-orang yang datang ke rumah saya percaya bahwa wilayah tengah Gaza aman. Sekarang kami sedang mencari tempat untuk dituju," kata Odeh, seorang pengungsi.
Tentara Israel mengatakan pihaknya sedang memeriksa laporan tentang insiden Maghazi dan berjanji untuk meminimalkan korban dari kalangan sipil.
Hamas membantah tuduhan Israel bahwa mereka beroperasi di daerah padat penduduk atau menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Bulan Sabit Merah Palestina menyiarkan rekaman warga yang terluka diangkut ke rumah sakit. Organisasi kemanusiaan itu mengatakan jet-jet tempur Israel mengebom jalan-jalan utama, menghalangi lalu lintas ambulans dan kendaraan darurat.
Petugas medis mengatakan serangan udara Israel di Khan Younis di Gaza selatan menewaskan delapan warga Palestina.
Para pendeta membatalkan perayaan Natal di Bethlehem, kota di wilayah pendudukan Tepi Barat yang menurut tradisi Kristen adalah tempat di mana Yesus dilahirkan di sebuah kandang 2.000 tahun lalu.
"Malam ini, hati kita berada di Betlehem, di mana Pangeran Perdamaian sekali lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia, oleh bentrokan senjata, yang bahkan hingga saat ini, menghalangi dia menemukan ruang di dunia," kata Paus Fransiskus saat memimpin Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus di Roma.
Umat Kristen Palestina memperingati Natal dengan penerangan lilin di Betlehem sambil menyanyikan puji-pujian dan doa untuk perdamaian di Gaza, bukan dengan perayaan seperti biasanya.
Tidak ada pohon besar yang menjadi pusat perayaan Natal di Betlehem. Patung-patung Natal di gereja-gereja ditempatkan di tengah puing-puing dan kawat berduri sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Gaza.
Sumber: Reuters