Yerusalem (ANTARA) - Sebagian besar planet di alam semesta kemungkinan akan berakhir "berkelana" dan mengembara di ruang angkasa tanpa mengorbit sebuah bintang, demikian menurut sebuah studi baru dari Institut Teknologi Israel (Israel Institute of Technology), sebagaimana diungkapkan oleh Badan Antariksa Israel (Israel Space Agency) pada Senin (14/4).
Planet-planet pengembara itu diperkirakan terlontar dari sistem planet asalnya dan terombang-ambing akibat interaksi gravitasi dengan planet-planet tetangganya.
Menggunakan simulasi komputer yang canggih, para peneliti mempelajari bagaimana sistem planet berevolusi.
Mereka menemukan bahwa tarikan gravitasi antarplanet sering menyebabkan ketidakstabilan sehingga mendorong banyak planet terlontar dari sistemnya.
Tergantung pada jumlah planet yang ada di dalam sebuah sistem, 40-80 persen di antara planet-planet dalam sistem tersebut mungkin pada akhirnya akan terlontar.
Sebagian besar lontaran itu terjadi dalam 100 juta tahun pertama setelah sebuah sistem terbentuk. Namun, beberapa di antaranya dapat terjadi hingga satu miliar tahun setelah pembentukannya.
Setelah terlontar, planet-planet tersebut bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang relatif lambat, yakni antara 2 hingga 6 km per detik. Sebagai perbandingan, bumi mengorbit matahari dengan kecepatan lebih dari 30 km per detik.
Studi itu juga menemukan bahwa sistem yang memiliki banyak planet cenderung menjadi tidak stabil seiring berjalannya waktu. Dalam sistem yang memiliki banyak planet, sekitar 70 persen planet dalam sistem tersebut pada akhirnya akan terlontar.
Planet yang lebih berat cenderung tetap berada di orbit. Sedangkan, planet yang lebih ringan akan lebih mudah terlontar.