Menurut Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji, di Jakarta, Jumat, rata-rata tonase sampah sebelum Ramadhan (Januari hingga Mei 2016) yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang 6.610 ton per hari.
Namun, rata-rata tonase sampah selama bulan Ramadhan (terhitung mulai 1 hingga 24 Ramadhan) yang masuk ke TPST Bantargebang 7.073 ton per hari. Artinya, terjadi peningkatan tonase sampah sebesar 7 persen selama bulan Ramadhan.
"Peningkatan tersebut disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat dengan meningkatnya konsumsi pada waktu berbuka puasa dan waktu sahur," katanya.
Ia menuturkan beberapa jenis sampah yang mengalami peningkatan itu sebagian besar berupa sampah rumah tangga, seperti sayur-mayur, buah-buahan, plastik serta pembungkus makanan lainnya.
"Walaupun ada peningkatan timbunan sampah saat Ramadhan, keadaan demikian akan berbalik turun saat pra dan pasca-Lebaran (H-4 hingga H+4 Lebaran), mengingat sudah dimulainya cuti bersama dan libur lebaran. Saat itu banyak warga yang pergi mudik," tutur Isnawa.
Dia memperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+5, H+6 dan H+7 Lebaran. Setelah itu, kembali ke rata-rata timbunan normal. Peningkatan tonase itu disebabkan sebagian besar warga Jakarta telah kembali dari kampung halamannya masing-masing.
"Kemudian, tukang gerobak yang sempat mudik juga sudah kembali bertugas, sehingga tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah rumah tangga mulai dikirim ke tempat penampungan sementara (TPS)," ungkap Isnawa.
Editor: Tasrief Tar