Washington (ANTARA) - Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada Kamis (22/2) memperingatkan bahwa akan adanya "tanggapan yang cepat dan keras" dari komunitas internasional jika Iran melanjutkan potensi pengiriman rudal balistik ke Rusia.
Desakan itu muncul satu hari setelah Reuters melaporkan bahwa Teheran telah memasok sebanyak 400 rudal Fateh-110 ke Moskow.
Tiga pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa pengiriman tambahan diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang.
Pengiriman sebelumnya telah dikirim melalui pesawat dan kapal melintasi Laut Kaspia, yang berbatasan dengan Iran utara dan Rusia selatan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa Washington telah "memantau" perkembangan tersebut dengan cermat, namun tidak ada bukti yang muncul bahwa rudal telah dikirim dari Iran ke Rusia.
Namun, dia mengakui bahwa pemerintahan Biden "tidak punya alasan untuk percaya bahwa mereka tidak akan menindaklanjuti hal ini."
"Jika Iran melanjutkan penyediaan rudal balistik ini, saya dapat meyakinkan Anda bahwa tanggapan dari komunitas internasional akan cepat dan akan keras," katanya kepada wartawan saat arahan virtual.
Hal tersebut mencakup Washington yang akan membahas masalah tersebut di Dewan Keamanan PBB dan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Iran.
Hukuman tersebut akan diberikan sebagai tambahan dari sanksi yang diperkirakan akan diumumkan pada akhir pekan ini terhadap Iran sebagai pembalasan atas bantuan yang terus diberikan kepada Moskow atas perangnya terhadap Ukraina, termasuk penyediaan drone mematikan, bom udara berpemandu dan peluru artileri.
"Kami siap melangkah lebih jauh jika Iran menjual rudal balistik ke Rusia," kata Kirby.
Tidak jelas kapan sanksi akan diumumkan, tetapi AS dijadwalkan mengumumkan hukuman kepada Rusia pada Jumat atas perangnya terhadap Ukraina, dan kematian tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny di penjara minggu lalu.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan konsekuensi "yang merusak" jika Navalny meninggal setelah pertemuan puncak tahun 2021 dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Berita Terkait
![Pesawat Air India mendarat di Rusia](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2024/07/01/boeing-fedex.jpg)
Pesawat Air India mendarat di Rusia
19 Juli 2024 10:14
![Rusia serang lapangan udara militer Myrhorod di Poltava Ukraina](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2024/07/15/amunisi.jpg)
Rusia serang lapangan udara militer Myrhorod di Poltava Ukraina
18 Juli 2024 16:13
![Rusia: perang Rusia Israel di jalur Gaza sama saja dengan hukuman kolektif](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2024/07/17/pasok.jpg)
Rusia: perang Rusia Israel di jalur Gaza sama saja dengan hukuman kolektif
18 Juli 2024 09:45
![Rusia tak akan berubah meski Sekjen NATO diganti](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2023/05/14/reuters_medvedev.jpg)
Rusia tak akan berubah meski Sekjen NATO diganti
17 Juli 2024 14:27
![China dan Rusia mulai latihan militer bersama](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2024/07/13/Cirusia.jpg)
China dan Rusia mulai latihan militer bersama
13 Juli 2024 18:04
![Selip lidah saat konpers, Biden panggil Zelenskyy 'Presiden Putin'](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2024/07/06/Biden.jpg)
Selip lidah saat konpers, Biden panggil Zelenskyy 'Presiden Putin'
12 Juli 2024 10:10
![Teheran kecam klaim NATO soal bantu Rusia di Ukraina bermotif politik](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2023/04/01/rusiairan.jpg)
Teheran kecam klaim NATO soal bantu Rusia di Ukraina bermotif politik
11 Juli 2024 23:42
![Ukraina berencana rekrut 15.000 narapidana untuk angkatan bersenjata](https://cdn.antaranews.com/cache/270x180/2023/06/12/2023-06-12T053144Z_1_LYNXMPEJ5B03V_RTROPTP_4_UKRAINE-CRISIS.jpg)
Ukraina berencana rekrut 15.000 narapidana untuk angkatan bersenjata
11 Juli 2024 17:33