Jakarta (ANTARA) -
“Tingkat kepercayaan pasar kepada kemampuan perekonomian nasional untuk merespons dampak eskalasi konflik mesti kita jaga,” ujar Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin.
Menurutnya, dampak domino dari eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah tersebut terhadap pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar Selasa pagi (16/4).
Ia mengatakan bahwa konflik tersebut berpotensi meningkatkan harga berbagai komoditas, salah satunya minyak akibat terganggunya pasokan serta emas karena bernilai sebagai aset safe haven.
Airlangga menuturkan bahwa meningkatnya tensi geopolitik di wilayah sekitar Terusan Suez tersebut juga akan mendisrupsi rantai pasokan gandum dan komponen alat-alat produksi yang dibawa dari Eropa serta meningkatkan biaya kargo.
Untuk mengambil langkah-langkah antisipasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pun menyelenggarakan rapat dengan sejumlah duta besar negara sahabat pada Senin.
Rapat tersebut salah satunya membahas respons dampak konflik di tingkat regional dan global, kinerja sektor perbankan dan pasar modal, pengendalian inflasi, serta rencana koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter dengan otoritas terkait untuk strategi pengendalian nilai tukar dan pengelolaan defisit anggaran.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional serta mengambil langkah-langkah terbaik untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Menurutnya, perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di atas 5 persen dan inflasi yang terkendali.
Hingga Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia pun masih mengalami surplus sehingga cadangan devisa pada Maret 2024 masih terpantau kuat.
“Kita harapkan para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif,” ucap Airlangga.
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat tanpa awak (drone) ke Israel pada Sabtu malam (13/4) waktu setempat.