Jakarta (ANTARA) - Pelatih Timor Leste U-19 Eduardo Pereira yakin Indonesia U-19 kembali menjuarai Piala AFF U-19 atau yang kini disebut ASEAN U-19 Boys Championship setelah terakhir kali menjadi juara pada 11 tahun lalu di Sidoarjo di bawah pelatih yang sama dengan edisi tahun ini, Indra Sjafri.
Eduardo mengatakan hal itu setelah timnya takluk dengan skor telak 2-6 dari Indonesia pada laga terakhir Grup A di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa malam.
Menurut Eduardo, Indonesia dapat menjadi juara Piala AFF U-19 tahun ini karena Kadek Arel dan kawan-kawan bermain bagus sepanjang tiga laga yang diakhiri dengan tiga kemenangan, mencetak 14 gol, dan hanya kebobolan dua gol itu.
“Saya kira permainan pemain Indonesia bagus, dan saya percaya coach Indra Sjafri yang sudah sering bersama pemain-pemain muda sejak dahulu hingga sekarang bisa memperbaiki tim ini lebih baik lagi ke depannya untuk bisa menjuarai Piala AFF U-19 2024,” kata Eduardo pada sesi jumpa pers setelah laga.
Faktor selanjutnya yang membuat Eduardo yakin adalah faktor tuan rumah. Ia menyebut faktor ini sangat menentukan sebuah tim menjadi juara karena selalu mendapatkan dukungan penuh dari suporternya.
“Saya yakin karena pertama tuan rumah, itu sangat menguntungkan. Pemain ke-12 (suporter) itu selalu ada untuk mendukung timnya,” jelas Eduardo.
“Seandainya kami Timor Leste juga sekali-kali menjadi tuan rumah, saya yakin (juara) karena Timor Leste di sini saja bisa bermain dan melawan Indonesia,” tambahnya.
“Kami bisa memasukkan dua gol, dan itu membuat saya sebagai coach Timor Leste sudah sangat senang kepada anak-anak saya,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, teman dekat Indra Sjafri itu turut memuji atmosfir suporter Indonesia yang menurutnya saat ini selalu konsisten mendukung tim dari segala tim kelompok umur.
“Suporter Indonesia di event sekarang sangat disiplin. Mereka sangat mendukung timnya, meneriakkan yel-yel, untuk memberi semangat kepada para pemain,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti hadirnya suporter Timor Leste yang datang di Stadion Gelora Bung Tomo.
“Terus, penonton dari Timor Leste itu semua anak-anak yang belajar di Kota Surabaya, Malang. Mereka mendengar Timor Leste bermain, sehingga mereka datang untuk mendukung tim Timor Leste," tutupnya.