Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menganjurkan ibu menyusui tetap memakai kontrasepsi atau KB.
"Ibu-ibu yang baru melahirkan ini kan sering ada yang bilang, 'nanti saja lah KB-nya.' Maka hati-hati, meskipun menyusui, KB-lah, misalnya pakai kondom, atau sekarang ada suntik dan pil KB yang tidak mengurangi air susu. Kemudian juga ada susuk yang bisa langsung dipasang setelah melahirkan, semuanya bisa gratis," ujar Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Hasto pada acara kelas tim pendamping keluarga yang andal, berempati dan bersahabat (TPK hebat) yang diselenggarakan secara hibrida pada Selasa (6/8).
Ia menyebutkan, ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif selama 0-6 bulan selain mencegah anak stunting juga bisa menekan hormon kesuburan, sehingga menyusui juga bisa menjadi kontrasepsi alami untuk mencegah kehamilan.
"KB pascapersalinan itu penting sekali. Hati-hati ibu bapak kalau tidak sering menyusui secara eksklusif aktif itu sering mudah hamil. Jadi, salah satu kepentingan menyusui itu adalah mencegah kehamilan," katanya.
Baca juga: Kepala BKKBN sebut hamil sebelum 20 tahun berisiko lahirkan anak stunting
Ia menjelaskan, apabila air susu produktif maka akan menekan hormon kesuburan. Follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang dikeluarkan otak akan ditekan oleh hormon yang keluar ketika menyusui, yakni oksitosin dan prolaktin.
Ia melanjutkan, menyusui harus rutin karena semakin sering ibu menyusui, produksi ASI akan semakin bagus.
"Sebaiknya saat menyusui dilakukan bergantian dari payudara kanan dan kiri. Apabila hanya satu payudara, kiri atau kanan saja, akan merangsang radang atau infeksi karena air susu pada payudara sisi lain tidak keluar dan tertampung terus," ucapnya.
Oleh karena itu, ia berpesan kepada para tim pendamping keluarga (TPK) untuk selalu mendekati dan memberi konseling para ibu yang baru saja melahirkan agar menyusui dengan sukses dan ber-KB.
Sementara itu, Spesialis Gizi Rumah Sakit Akademik Universitas Gajah Mada (UGM) DI Yogyakarta Yusmiyati mengemukakan, pemenuhan gizi seimbang sangat penting bagi ibu menyusui.
"Pertama, semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi maka akan memenuhi kebutuhan gizi. Kedua, banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan, anjuran konsumsi sayur dan buah 400 gram sehari, bisa dengan 250 gram sayur atau setara dua porsi sayur, dan 150 gram buah atau setara tiga buah pisang ukuran sedang," paparnya.
Kemudian, lanjut dia, ibu perlu membiasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi. Anjuran konsumsi lauk hewani yakni 2-4 porsi dan protein nabati 2- 4 porsi.
"Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok. Contoh sumber karbohidrat adalah beras, jagung, singkong, ubi, talas, garut, sorgum, jewawut, sagu," tuturnya.
Berita Terkait
BKKBN imbau suami-istri kesampingkan ego hadapi perbedaan politik
27 November 2024 13:52
BKKBN paparkan 5 pasti & 5 standar baru Audit Kasus Stunting 2024
20 November 2024 14:10
Kemendukbangga dan Kemensos Sepakat Bersinergi Program dan Mewujudkan Satu Data
6 November 2024 21:32
BKKBN Bangka Belitung pantau petugas percepatan penurunan stunting di Belitung
30 Oktober 2024 19:52
Perkuat koordinasi, BKKBN Babel monev PPS di Belitung
29 Oktober 2024 21:22
BKKBN pantau penanganan stunting di Bangka Barat
22 Oktober 2024 23:23
BKKBN Babel gandeng kampus dampingi penanganan stunting Bangka Barat
22 Oktober 2024 23:10