Jakarta (ANTARA) -
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi kembali memakai pakaian adat seperti yang kerap dilakukannya pada setiap Sidang Tahunan jelang Hari Kemerdekaan. Tahun ini, baju yang dikenakan Jokowi adalah dari suku Betawi yaitu baju adat Ujung Serong dengan beskap dan celana hitam.
Penampilannya juga dilengkapi dengan lilitan kain batik bernuansa hijau di pinggang, serta aksesoris di kantong jas serta peci hitam. Pengamat mode Dewi Utari menyampaikan pakaian ini biasanya dikenakan oleh bangsawan Betawi. Disebut Ujung Serong karena kain batik yang dikenakan di pinggang dililit secara serong.
Umumnya setelan busana ini terdiri dari kemeja putih sebagai dalaman, jas tutup berwarna hitam, celana pantalon hitam, dan kain batik yang dililit menyerong di pinggang.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin juga menghadiri Sidang Tahunan MPR tahun 2024 dengan memakai jas serta celana hitam dengan sentuhan songket khas Palembang Sumatera Selatan.
Songket tersebut dililitkan di pinggangnya dengan nuansa warna ungu dengan semburat merah. Aksesoris tanjak atau ikat kepala khas Palembang berwarna senada juga dipakai Wapres pada kesempatan kali ini.
Dewi mengungkapkan kedua pasangan Presiden dan Wapres kali ini menampilkan pakaian dengan pola yang senada dan warna yang serasi serta elegan dan simpel.
"Kemungkinan pilihan warna hitam yang dipakai Presiden dan Wapres adalah ekspresi dari kesederhanaan serta juga keprihatinan dari kondisi global yang terjadi belakangan ini," kata Dewi.
Disamping itu, kedatangan Presiden dan Wakil Presiden juga tentunya di dampingi oleh pasangan yaitu Iriana Joko Widodo dan Wury Ma’ruf Amin yang datang dengan pakaian kebaya panjang.
Iriana Joko Widodo terlihat elegan memakai abaya brokat berwarna krem, dengan sentuhan songket berwarna senada. Iriana menata rambutnya dengan sanggul cepol sederhana, selaras dengan tampilan Jokowi.
Berbeda dengan Iriana yang tampil dengan warna netral, Wury Ma’ruf Amin datang mengenakan baju kebaya Betawi panjang berwarna hijau dengan kerudung warna senada. Baju ini juga dihiasi bordir corak bunga berwarna cerah di bagian depan sampai bawah.
Tak lupa Wury Ma'ruf Amin juga mengenakan kain lilit berwarna hijau dengan semburat merah marun, serta aksesoris selendang berwarna putih.
Rasa terima kasih Jokowi pada Jakarta
Dewi mengatakan pakaian adat Betawi yang dikenakan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan terakhirnya memiliki makna sebagai simbol terima kasih untuk Kota Jakarta yang telah menjadi ibu kota sejak tahun 1966.
"Ini bentuk penghormatan terhadap kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia tempat dia mengemban tugas selama 2 periode atau 10 tahun lamanya" kata Dewi.
Ini juga bisa dilihat sebagai tanda perpisahan karena sebentar lagi ibukota akan berpindah ke IKN. Sehingga Dewi mengatakan pemilihan baju adat tahun ini memiliki banyak nilai sentimental terutama bagi Joko Widodo.
Pakaian adat Bangsawan Ujung Serong asal Betawi yang dikenakan Jokowi mencerminkan nilai-nilai kesopanan, ketaatan terhadap agama, kekuatan, dan kebijaksanaan yang disimbolkan dari warna dan motif yang tegas dan berani, serta kebijaksanaan yang sangat dihormati dalam budaya Betawi.
Betawi pun dinilai merepresentasikan wajah Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka yang sarat akan akulturasi yang kuat dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
Inilah sebabnya baju ini dipilih Jokowi sebagai simbol perjuangan bersama selama 10 tahun kepemimpinannya dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa demi memajukan Indonesia.
Puan pakai kebaya emas rancangan Didiet Maulana
Tak hanya Presiden dan Wapres yang menjadi sorotan, Ketua DPR RI Puan Maharani yang turut memimpin rangkaian Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI tahun 2024 juga mengenakan Kebaya dengan nuansa yang cerah namun lembut.
Tahun ini, Puan memakai kebaya emas rancangan desainer Didiet Maulana dengan model kutubaru. Tampilan Puan dipercantik dan anggun dengan sanggul sederhana.
Kutubaru yang dipakai Puan dibentuk dari kain brokat berjenis french lace yang menurut sang desainer terinspirasi dari sebuah optimisme dalam melihat potensi indah yang dimiliki dalam diri, dan warna emas yang dipakai dimaknai bahwa setiap diri adalah emas.
Kebaya emas tersebut juga memiliki makna semangat, kesuksesan dan kemenangan yang terpancar dalam memperingati 79 tahun Indonesia merdeka. Pada kebaya ini juga terdapat motif di bagian depan yang dibuat tumpal buketan atau bunga. Motif ini dipengaruhi dari pesisiran peranakan Cina, dengan warna-warni.
Puan juga mengenakan selendang sutra berwarna krem metalik untuk melengkapi Kebaya yang dikenakannya, sebagai lambang kelembutan. Tak lupa ada pula aksesoris bros kupu-kupu pada bagian panel tengah kebaya menambah manis busana yang dikenakan Puan.
Motif kupu-kupu dikenal sebagai aksesoris yang banyak ditampilkan dalam wastra di Indonesia. Motif ini juga melambangkan metamorfosa, bahwa semua adalah proses yang harus dibangun satu per satu.
Melengkapi tampilan kebayanya Puan memakai kain batik tulis motif sulur dan buketan, yang melambangkan keindahan dan proses yang bertumbuh. Aksen motif Kawung pada bagian pinggir kain melambangkan simbol kemurnian, kebaikan dan persatuan, membuat cucu Bung Karno itu semakin anggun dan memperlihatkan sosok perempuan Indonesia yang cinta persatuan.
Didiet Maulana merancang Kebaya model Kutu Baru dengan nuansa warna Gold, dengan detail payet mewah di sepanjang kebaya untuk memberikan rasa semangat, kesuksesan dan kemenangan yang terpancar dalam memperingati 79 tahun Indonesia.
Tampilan kesederhanaan untuk kemerdekaan RI
Dewi mengatakan pilihan baju yang ditampilkan baik dari Presiden, Wapres hingga Ketua MPR menurutnya sudah tepat karena mewakili nilai sentimental untuk Indonesia.
Dimulai dari baju dari suku Betawi yang dipakai Jokowi sebagai perwakilan rasa terima kasih pada Jakarta serta garis dan pola yang simpel namun selaras dengan sikap kesederhanaan yang juga ditampilkan Wapres Ma’ruf Amin.
Kehadiran kedua ibu negara pada Sidang Tahunan kali ini juga memberikan nafas segar diantara busana Presiden dan Wakil Presiden yang dominan bernuansa hitam.