Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa diperkirakan meningkat karena data aktivitas ekonomi Amerika Serikat (AS) ke depan yang lemah.
Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah naik 56 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.494 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.550 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar AS yang melanjutkan perlemahan setelah data aktivitas ekonomi ke depan leading index yang sangat lemah," kata analis mata uang Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
CB Leading Index AS secara month on month (mom) pada Juli 2024 tercatat sebesar -0,6 persen, lebih lemah dibandingkan perkiraan -0,3 persen dan lebih rendah dibandingkan Juni 2024 sebesar -0,2 persen.
Dolar AS juga masih dalam tekanan oleh antisipasi investor pada pidato Ketua bank sentral AS Jerome Powell pekan ini yang diharapkan akan memberikan pernyataan dovish terkait arah kebijakan suku bunga acuannya.
Saat ini peluang penurunan suku bunga AS pada September 2024 masih sebesar 25 basis poin (bps), investor akan kembali menghitung kemungkinan setelah pidato Powell.
Lukman memprediksi nilai tukar rupiah berada di rentang Rp15.500 per dolar AS sampai dengan Rp15.600 per dolar AS.
Berita Terkait
Presiden Prabowo: Setiap rupiah milik rakyat harus dinikmati oleh rakyat
28 November 2024 21:01
Rupiah melemah di tengah memanasnya konflik Ukraina dan Rusia
21 November 2024 10:21
Rupiah melemah di tengah kekhawatiran kebijakan tarif Donald Trump
12 November 2024 09:56
Hari ini nilai tukar rupiah menguat setelah pemangkasan suku bunga Fed
11 November 2024 10:00
Ekonom nilai kemenangan Trump dalam Pilpres AS berpotensi tekan rupiah
7 November 2024 18:38
Rupiah hari ini melemah menjadi Rp15.719 per dolar AS
28 Oktober 2024 09:19
Rupiah melemah karena kekhawatiran investor jelang Pilpres AS
24 Oktober 2024 09:32
Rupiah merosot di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah
23 Oktober 2024 16:12