Pangkalpinang (ANTARA) - PT PLN (Persero) melalui sub holding PLN Indonesia Power meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 yang berkapasitas 779 Megawatt (MW) di Semarang, Jawa Tengah pada Jumat 30 Agustus lalu.
PLTGU bertipe combined cycle single shaft yang terbesar di Indonesia ini memiliki teknologi paling baru dan canggih sehingga mampu beroperasi secara efisien namun tetap ramah terhadap lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Hutajulu mengapresiasi kesuksesan PLN Group dalam menghadirkan PLTGU Tambak Lorok Blok 3. Dirinya juga memastikan bahwa Pemerintah terus mendukung langkah PLN dalam upaya transisi energi di tanah air.
”Kita memberikan terima kasih kepada PLN dan PLN Indonesia Power yang menjadi pelopor dalam mengembangkan teknologi pembangkitan yang lebih maju dan ramah lingkungan serta semakin mendukung transisi energi nasional,” kata Jisman dalam keterangan pers yang di terima di Pangkalpinang, Jumat (6/9).
Dirinya juga menyampaikan bahwa, pihaknya akan terus mendorong PLN untuk terus menghadirkan listrik yang andal, berkelanjutan dan terjangkau demi mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara.
"Yang penting tiga hal dari Pemerintah, listriknya andal, sustain dan affordable, itu saja. Jadi yang ketiga hal tadi penting untuk masyarakat, di mana kita tak mau membebani masyarakat maupun negara," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa PLTGU ini berteknologi paling baru dan sangat canggih, sehingga tidak hanya menjadi yang paling efisien, tetapi juga sangat ramah lingkungan.
“Dengan tingkat efisiensi yang mencapai 61 persen dibandingkan dengan PLTGU lainnya, pembangkit ini mampu menghindarkan emisi sebesar 671 ribu Ton CO2 dalam setahun sehingga lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Darmawan menambahkan bahwa PLTGU Tambak Lorok Blok 3 juga memiliki kemampuan respon time yang sangat cepat, yakni mencapai 70 MW dalam 1 menit. Menurutnya, keunggulan tersebut membuka peluang bagi pertumbuhan pembangkit EBT lain yang bersifat intermiten untuk terus meningkat karena PLTGU ini dapat mengantisipasi dengan cepat pasokan listrik yang fluktuatif.
“Dengan adanya fast response power plant seperti ini tentu saja keandalan sistem di Jawa Tengah akan meningkat drastis dan juga ruang untuk menambah dari Variable Renewable Energy juga akan meningkat drastis,” jelas Darmawan.
Berita Terkait
Lima pengemudi ojol prasejahtera peroleh motor listrik di PLN Electric Run 2024
9 Oktober 2024 09:10
PLN Babel fasilitasi petani membuat pupuk berbahan abu batu bara
8 Oktober 2024 19:31
Tarif listrik Triwulan IV tidak naik, PLN jaga pelayanan listrik tetap andal
8 Oktober 2024 13:48
PLN Electric Run 2024 banyak diapresiasi, begini kata para juara
7 Oktober 2024 17:22
Pendaftaran tinggal sebulan lagi, PLN ajak Jurnalis berpartisipasi dalam ajang PLN Journalist Award 2024
7 Oktober 2024 12:25
Pengembangan Biomassa PLN di Tasikmalaya: Dikelola masyarakat, didukung pemerintah
7 Oktober 2024 12:16
Dukung ekonomi lokal, PLN Babel salurkan TJSL pemanfaatan FABA untuk pertanian
7 Oktober 2024 07:33
PLN sukses gelar PLN Electric Run 2024, ajak masyarakat kurangi emisi karbon
7 Oktober 2024 07:27