Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), memanfaatkan kegiatan Festival Jiran Nusantara 2024 sebagai ajang promosi berbagai potensi wisata yang ada di daerah ini.
"Festival Jiran Nusantara tahun ini mengangkat tema Dari Mentok Untuk Indonesia, hal ini bertujuan agar Mentok sebagai kota sejarah semakin dikenal luas," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming, di Mentok, Rabu.
Menurut dia, Kota Mentok merupakan kota sejarah dan telah ditetapkan sebagai salah satu kota pusaka bersama 50 kota lain di seluruh Indonesia.
Dengan adanya kegiatan Festival Jiran Nusantara yang dilaksanakan untuk memeriahkan peringatan hari jadi ke-290 Kota Mentok diharapkan bisa menjadi ajang promosi yang baik agar pariwisata semakin berkembang.
Berbagai potensi wisata yang ada di Bangka Barat, khususnya Kota Mentok, ditampilkan dalam rangkaian kegiatan itu, antara lain lomba lagu Melayu, kesenian, kirab budaya dan karnaval budaya yang digelar hari ini di sepanjang jalan pusat Kota Mentok.
Acara diikuti sebanyak 50 regu peserta, terdiri dari 23 regu peserta kirab budaya dan 27 regu peserta karnaval budaya.
"Melalui kegiatan ini pemerintah ingin memberikan ruang bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menampilkan karya sekaligus upaya kita melestarikan kesenian," katanya.
Menurut dia, Festival Jiran Nusantara yang digelar sejak 8 September dan malam puncak akan dilaksanakan pada 11 September 2024 diharapkan dapat menjadi wadah yang tepat untuk mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat.
"Selain dalam hal seni dan budaya, kita yakin kegiatan ini akan memberikan dampak positif bagi para pelaku UMKM, jasa, penginapan dan lainnya," katanya.
Mentok sebagai salah satu kota pusaka di Indonesia merupakan ibu kota Kabupaten Bangka Barat yang memiliki banyak bangunan peninggalan bernilai sejarah, antara lain Pesanggrahan Menumbing dan Pesanggrahan BTW/Wisma Ranggam yang menjadi tempat pengasingan Proklamator dan sejumlah pejuang Kemerdekaan RI pada tahun 1948-1949, bangunan Banka Tin Winning Bedriff yang saat ini dimanfaatkan untuk Museum Timah Indonesia, rumah residen, menara suar Tanjungkalian, dan 20 bangunan lain yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.