Muntok (Antara Babel) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi melakukan pemeliharaan sejumlah meriam kuno yang ditemukan di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai upaya pelestarian benda peninggalan bersejarah di daerah itu.
"Selama dua hari para petugas BPCB Jambi meilhat kondisi riil sekaligus melakukan penelitian terhadap tiga buah meriam kuno, kami harapkan dalam waktu dekat bisa segera ditangani untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah terhadap aset tersebut," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika Kabupaten Bangka Barat, Sukandi di Muntok, Sabtu.
Ia mengatakan, saat ini para petugas dari BPCB Jambi masih sebatas identifikasi awal untuk menentukan langkah pemelihaan yang tepat untuk menjaga kelestarian tiga buah meriam kuno tersebut.
Tiga meriam kuno tersebut, saat ini dua sudah dibawa ke kantor Dishubparbudinfo Kabupaten bangka Barat yang ditemukan sekitar dua tahun lalu di kawasan Pantai Baturakit Muntok dan satu unit di lokasi dekat Kantor Syahbandar Muntok.
"Para petugas akan membuat penelitian kecil mengenai kodisi riil saat ini, kemudian nantinya akan dilaporkan ke BPCB Jambi agar segera mendapatkan tindaklanjut berupa pemeliharaan," kata dia.
Petugas BPCB Jambi yang sudah mengamati dua unit meriam kuno yang ada di Kantor Dishubparbudinfo Kabupaten setempat mengatakan meriam kuno tersebut harus segera ditangani dengan proses pemeliharaan untuk memperpanjang umur benda itu.
"Kami mendorong agar segera mendapat perhatian agar tidak semakin rusak, kemungkinan akan menggunakan proses nonkimia agar lebih ramah lingkungan," katanya.
Menurut dia, proses pemeliharaan dengan menggunakan bahan alami memiliki beberapa keuntungan, yaitu bahan lebih murah, mudah didapat karena bahan berada alami biasanya ada di sekitar daerah itu dan lebih ramah lingkungan.
"Kami sudah pernah menggunakan bahan alami untuk menangani pemeliharaan meriam yang ada di Benteng Marlborough Kota Bengkulu dan sampai sekarang kondisinya masih cukup bagus," kata dia.
Menurut dia, perawatan dengan bahan alami harus dilakukan berkala yaitu rata-rata satu bulan sekali sehingga harus melibatkan orang khusus untuk mengontrol barang tersebut.
"Kalau yang di Bengkulu kami melibatkan juru pelihara khusus yaitu pegawai yang bertugas di cagar budaya tersebut sehingga benda bisa lebih terkontrol setiap saat," katanya.
Berita Terkait
Temuan batu nisan berbentuk alat kelamin pria di Sumbar, berikut penjelasannya
21 Januari 2021 08:07
Gubernur Kepulauan Babel bahas revitalisasi wisma ranggam bersama BPCB Jambi
17 Oktober 2019 14:35
BPCB Jambi: Pemerintah Daerah di Babel Berwenang Jaga Cagar Budaya
27 Agustus 2017 15:00
Tim Gabungan BPCB Investigasi Bangkai Kapal Perang Dunia II
8 Juni 2017 09:34
BPCB Jambi Akan Investigasi Bangkai Kapal Ashigara di Selat Bangka
4 Juni 2017 14:48
BPCB Jambi Dorong Pemanfaatan Bangunan Bersejarah
19 April 2016 23:36
Kasad nilai meriam-meriam TNI AD perlu modernisasi
29 September 2023 09:11
Dentuman suara meriam jadi penanda berbuka puasa
7 Mei 2021 11:36