Tanjung Pandan, Belitung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat jumlah kebutuhan beras di daerah itu pada tahun 2024 mencapai 20.051 ton per tahun.
"Kami mencatat kebutuhan beras di Kabupaten Belitung pada tahun 2024 mencapai 20.051 ton," kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan DKPP Belitung, Eny Sulistiyowati di Tanjungpandan, Selasa.
Menurut dia, jumlah kebutuhan beras tersebut merupakan kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan luar rumah tangga seperti rumah makan, restoran, hotel dan lain sebagainya.
"Sedangkan kebutuhan beras per kapita di Belitung adalah mencapai 83,5 kilogram per tahun," ujarnya.
Ia mengatakan, sebanyak 97 persen di Belitung datangkan atau dipasok dari luar daerah khususnya Jakarta.
Ia mengatakan, sedangkan kebutuhan beras yang mampu dipenuhi oleh produksi petani lokal hanya sekitar 400 an ton saja.
"Jadi dari sebanyak 20.051 ton kebutuhan beras hanya sekitar 400 ton saja yang mampu dipenuhi produksi petani lokal, selebihnya kebutuhan beras di Belitung dipasok dari luar daerah," ujarnya.
Eny menambahkan, pasokan dan ketersediaan beras di daerah itu sangat tergantung dengan kondisi transportasi atau sarana pengangkut.
Hal ini, lanjut dia, tidak terlepas dengan kondisi Belitung yang merupakan wilayah kepulauan.
"Jika angkutan atau transportasi lancar maka pasokan beras lancar juga. Tapi kalau kondisi musim barat seperti sekarang ini memang terkadang terkendala dalam pengiriman karena faktor cuaca buruk," katanya.
Akan tetapi, kata Eny, sampai dengan saat ini tidak pernah terjadi kekurangan stok atau kelangkaan beras di daerah itu.
"Karena kalau stok sudah menipis biasanya pihak distributor melakukan pengadaan, jadi tidak pernah kosong karena stok beras memang dipersiapkan untuk kebutuhan selama tiga bulan mendatang," ujarnya.
Selain itu, DKPP Belitung juga menggalakkan masyarakat makan jagung atau singkong sebagai pengganti beras atau nasi.
"Namun memang hal ini harus terus digalakkan karena masih belum terbiasa di kalangan masyarakat kita sebab kalau belum makan nasi terkadang memang ada anggapan belum makan," katanya.