Koba, Babel (ANTARA) - Cakupan Universal Health Coverage (UHC) atau Jaminan Kesehatan Semesta (JKS) di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2024 mencapai 96,36 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 202.131 jiwa.
Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Kamis, menyebutkan angka tersebut masuk kategori sangat baik, namun perlu ditingkatkan pada 2025 karena tingkat keaktifan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berada pada angka 74,92 persen atau sedikit di bawah ambang batas minimal 75 persen yang disyaratkan untuk UHC non-cut off tahun 2023.
UHC merupakan program jaminan kesehatan untuk memastikan setiap warga memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
Keberhasilan program UHC, kata Algafry, juga sebagai bukti komitmen pemerintah daerah dalam memberikan akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah dan berkualitas bagi masyarakat.
"Maka itu, pada 2025 program UHC masih tetap menjadi fokus kami dengan merencanakan berbagai program strategis," ujarnya.
Bupati menyebutkan, terdapat lima program strategis yang akan dilakukan tahun ini untuk menyukseskan program jaminan kesehatan semesta tersebut.
Lima program yang dimaksud adalah memperkuat kerja sama dengan BPJS Kesehatan, meningkatkan kepesertaan JKN, meningkatkan keaktifan peserta, meningkatkan mutu pelayanan, dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat.
"Dengan implementasi program tersebut, diharapkan daerah ini dapat mempertahankan dan meningkatkan status UHC, sehingga seluruh masyarakat memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah Zaitun menekankan pentingnya membangun komitmen dan sinergisitas antara pemerintah daerah dan berbagai sektor.
Penguatan komitmen sangat penting untuk memastikan seluruh pemberi kerja mendaftarkan pekerja dan keluarganya sebagai peserta JKN KIS, termasuk pekerja informal.
"Dengan pencapaian UHC ini, masyarakat Bangka Tengah diharapkan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang adil, komprehensif, bermutu, dan tanpa hambatan finansial, sesuai dengan konsep pembangunan kesehatan global," ujarnya.