Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik
kesepakatan penghentian pertikaian atau islah antara dua organisasi
Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Perti.
Presiden Jokowi juga berharap islah tersebut bisa menjadi contoh
baik bagi anak bangsa bahwa di tengah keberagaman tapi masih dapat
bersatu.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat menghadiri Peresmian
Pembukaan Musyawarah Nasional dan Muktamar Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(Perti) "Islah Tarbiyah - Perti" Tahun 2016, di Hotel Menara Peninsula,
Jakarta, Jumat malam.
"Saya berharap islah ini bisa jadi contoh baik bagi anak bangsa dan
di tengah keberagaman kita bisa bersatu, dapat menempatkan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi maupun kelompok," kata Presiden.
Presiden Jokowi berpesan kepada organisasi Islam asal Sumatera Barat tersebut, untuk selalu menjaga persatuan.
Setelah terbelah selama kurang lebih 50 tahun, kedua organisasi
sepakat melakukan islah pada 2016 tepat dengan Milad Perti yang ke-88
tahun.
"Kita telah saksikan bersama, merayakan islah Tarbiyah - Perti yang
sudah sangat dinanti oleh warga Tarbiyah Islamiyah, ini sudah hampir 50
tahun dan pada malam ini sudah berakhir karena semua sudah tanda
tangan," ucap Presiden.
Dalam acara bertema "Revolusi mental untuk mewujudkan bangsa yang
bermartabat dan berakhlak mulia" tersebut, Presiden Jokowi juga
menekankan pentingnya persatuan bangsa dalam menghadapi era persaingan
sekarang ini.
"Sebagai bangsa kita perlu bersatu karena dengan bersatu kita akan
memenangi persaingan antar negara. Hanya dengan bersatu kita akan
menjadi kekuatan yang maha dahsyat," tegas Presiden.
Di era kompetisi sekarang ini, Presiden Jokowi mengatakan bahwa
setiap negara berlomba-lomba untuk menguasai setiap sektor pembangunan,
baik ekonomi, sumber daya alam, dan infrastruktur.
Persatuan merupakan kunci bagi bangsa Indonesia untuk bisa bersaing.
"Kita hanya ingin ingatkan bahwa dengan negara lain, kita memang
perlu kerja keras, perlu bersatu agar kita bisa kejar ketertinggalan
itu," ujar Presiden.
Khusus di bidang ekonomi, Presiden berharap agar Persatuan Tarbiyah
Islamiyah nantinya dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi
syariah.
Menurut Presiden, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia memiliki peluang besar untuk menguasai bisnis syariah.
Saat ini perkembangan keuangan syariah Indonesia baru di angka lima persen.
"Apabila persatuan Perti sudah mulai kegiatan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi, akan memberikan ruang besar sekali.
"Negara ini akan menjadi negara yang disegani oleh negara lain
karena memiliki sebuah kekuatan ekonomi yang besar," ucap Presiden.
Dalam acara tesebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri
Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Presiden Sambut Baik Islah Tarbiyah-Perti
Sabtu, 22 Oktober 2016 1:14 WIB