Pangkalpinang (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar pertemuan dengan tema 'Bincang kek Media' bersama Wartawan Ekonomi Bangka Belitung (WEBB), di ruang Rapat Hutan Pelawan KPwBI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (10/02).
"Selain meningkatkan silaturahmi, pada pertemuan hari ini juga membahas perkembangan perekonomian terkini dan inflasi Provinsi Kepulauan Babel Tahun 2025," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Babel, Benny Okta Tutuarima.
Ia memaparkan, pada Triwulan IV Tahun 2024 perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkat, hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 0,94% (yoy).
"Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang juga tumbuh sebesar 0,13% (yoy)," katanya.
Sementara itu, secara kumulatif Januari hingga Desember, perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga tumbuh sebesar 0,77% (yoy) meskipun lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 4,38% (yoy).
Menurutnya, kinerja positif ekonomi Bangka Belitung ini dipengaruhi oleh pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, momen liburan sekolah dan HBKN Nataru, penambahan dan peralihan pegawai honorer menjadi PPPK untuk tenaga pendidik, serta peningkatan ekspor komoditas unggulan seperti lada, karet dan kelapa sawit termasuk turunannya.
Sementara untuk perkembangan Inflasi di Bangka Belitung pada Januari 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung yaitu pada bulan Januari 2025, Bangka Belitung mengalami deflasi sebesar 0,23% (yoy), menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,75% (yoy), dan secara bulanan, Bangka Belitung mengalami deflasi sebesar 0,85% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,65% (mtm).
"Inflasi di wilayah Bangka Belitung berdasarkan komoditasnya cenderung didominasi oleh komoditas cabai merah, ikan selar, ikan ekor kuning, serta komoditas horti-pangan lainnya," katanya.
Sedangkan untuk stabilitas sistem keuangan Bangka Belitung Triwulan IV 2024 sejalan dengan kredit yang masih tercatat tumbuh meskipun melambat, di tengah kualitas kredit yang semakin membaik.
Ia menyebutkan, kredit berdasarkan lokasi
proyek tumbuh 7,31% (yoy), sedangkan kredit lokasi bank tumbuh lebih tinggi 10,31% (yoy).
"NPL juga tercatat membaik sebesar 2,85% (lokasi proyek) dan 1,57% (lokasi bank). Di sisi lain, kinerja DPK tercatat kontraksi membaik sebesar-0,32% (yoy)," katanya.
Selain itu kata Benny, penyaluran kredit perbankan tercatat mengalami pertumbuhan yang didorong oleh kinerja kredit investasi dan kredit konsumsi yang tumbuh tinggi, yaitu kredit investasi tumbuh 31,70% (yoy) dan kredit konsumsi tumbuh 8,64% (yoy), dan dari sisi sektoral, pertumbuhan kredit tertinggi disalurkan ke LU pertanian, perburuan, kehutanan sebesar 43,38% (yoy) dengan pangsa sebesar 13,30% dari total kredit.
"Kredit rumah tangga dan UMKM tercatat mengalami pertumbuhan, yaitu tumbuh Kredit RT tumbuh sebesar 8,60% (yoy), didukung kinerja KPR dan Multiguna yang masing - masing tumbuh 8,87% (yoy) dan 6,55% (yoy). Adapun KKB tercatat melanjutkan kontraksi, yang didorong kontraksi KKB Mobil sebesar 5,53% (yoy). Di sisi lain, Kredit UMKM tercatat tumbuh 0,57% (yoy), didorong pertumbuhan jenis kredit investasi sebesar 11,87% (yoy). Secara spasial, Kredit UMKM paling banyak tersalur ke Kab. Bangka dan Kota Pangkalpinang," katanya.
Ia mengatakan, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mendorong peningkatan perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui sinergi dan kolaborasi bersama Pemerintah Daerah, Forkopimda dan Stakeholder terkait lainnya.
Ia menyebutkan, strategi untuk mendorong daya ungkit perekonomian dengan strategi pertama mendorong transformasi ekonomi Bangka Belitung yang berkelanjutan, melalui hilirisasi produk pertanian dan perikanan guna meningkatkan nilai tambah produk primer Bangka Belitung, hingga dukungan perluasan pasar ekspor produk komoditas unggulan dan produk hilir.
Strategi kedua dengan memperkuat dukungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat melalui bansos, subsidi dan insentif
Selanjutnya, strategi ketiga dengan dukungan pengembangan UMKM dan perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Syariah (Eksyar) dalam kampanye nasional GBBI dan GBWI, termasuk optimalisasi promosi event perdagangan dan halal lifestyle.
Sementara strategi keempat dengan mengoptimalkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia guna mendukung penciptaan lapangan pekerjaan guna mendorong demand masyarakat.
"Sedangkan strategi kelima dengan penguatan sistem pembayaran non tunai, utamanya QRIS dan BIFAST dalam mempercepat transaksi dan mendorong aktivitas ekonomi dan terakhir strategi keenam dengan perluasan kegiatan literasi masyarakat terhadap topik Ekonomi Keuangan Digital, Keuangan Inklusif, Ekonomis Syariah, Perlindungan Konsumen, Kebanksentralan, QRIS dan CBP," ujarnya.