Washington DC, Amerika Serikat (Antara Babel) - Sekitar 72 persen dari
total warga Muslim di Amerika Serikat (AS) mengatakan akan memilih
Hillary Clinton dalam pemilihan umum Presiden AS pada 8 November nanti,
berdasarkan hasil survei nasional yang dilakukan Dewan Hubungan
Amerika-Islam (Council on American-ISlamic Relations/CAIR), sebuah
organisasi pembela hak sipil Muslim di AS.
"Sekitar 72 persen warga Muslim AS yang akan menggunakan hak
pilihnya mengatakan mereka akan memberikan suaranya untuk Hillary
Clinton, sementara empat persen lainnya mengatakan mereka akan memilih
Donald Trump," kata Direktur CAIR untuk Departemen Urusan Pemerintahan,
Robert S. McCaw saat ditemui di Washington DC, Jumat (4/11).
Sementara itu, sebanyak tiga persen lainnya dari warga Muslim AS
mengatakan akan memilih capres Jill Stein dari Partai Hijau dan dua
persen warga Muslim mengatakan akan memilih capres independen Gary
Johnson.
Menurut McCaw, banyak warga Muslim AS cenderung memilih calon
presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dibandingkan lawannya
Donald Trump dari Partai Demokrat, karena citra Partai Demokrat yang
dianggap lebih dekat dengan warga Muslim ketimbang Partai Republik.
"Persentase warga Muslim Amerika yang mengatakan mereka lebih dekat
ke Partai Demokrat tetap konstan, dari 66 persen dalam jajak pendapat
serupa yang diambil pada 2012, menjadi 67 persen pada hari ini," ujar
dia.
McCaw menyebutkan bahwa sebanyak 62 persen responden dari kalangan
Muslim di AS mengatakan bahwa Partai Republik tidak ramah terhadap
komunitas Muslim, dan angka itu meningkat dibandingkan dengan hasil
survei pada 2012 yang hanya mencapai 51 persen responden.
Sementara hanya dua persen responden yang mengatakan bahwa Partai
Demokrat tidak ramah terhadap komunitas Muslim di AS, di mana angka itu
turun sebesar empat persen dibandingkan dengan hasil survei pada 2012.
McCaw menyebutkan setidaknya ada enam isu yang paling penting untuk
para pemilih Muslim Amerika dalam Pilpres AS 2016, yaitu hak-hak sipil,
pendidikan, pekerjaan dan ekonomi, perlindungan siswa dari intimidasi
dan pelecehan, larangan bepergian ke AS yang ditujukan pada umat Islam,
serta isu terorisme dan keamanan nasional.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil survei CAIR, sebanyak 91 persen
responden percaya bahwa larangan sementara yang diusulkan Donald Trump
pada wisatawan Muslim untuk memasuki AS adalah keputusan yang salah, dan
hanya tiga persen responden yang meyakini bahwa itu adalah keputusan
yang tepat.
McCaw mengatakan ada sekitar 12 persen dari warga Muslim AS yang
sebenarnya mendukung Partai Republik tetapi tidak mau mendukung Donald
Trump dalam pemilihan presiden AS.
"Trump itu Islamophobic. Dia mengeluarkan pernyataan buruk, seperti Islam adalah sebuah agama yang penuh kebencian," tutur dia.
Berdasarkan hasil survei CAIR, sebanyak 85 persen responden percaya
bahwa Islamophobia dan sentimen anti-Muslim di AS telah meningkat dalam
satu tahun terakhir.
"Selain itu, 30 persen responden warga Muslim AS mengatakan mereka
telah mengalami diskriminasi atau pemeriksaan profil yang bersifat rasis
dalam satu tahun terakhir," ucap McCaw.
72 Persen Warga Muslim AS Dukung Hillary
Sabtu, 5 November 2016 16:28 WIB