Pangkalpinang (ANTARA) - Kadivyankum Kanwil Kementerian Hukum Kepulauan Bangka Belitung Kaswo mengatakan durian tembaga super "Klamunod" Bangka Barat sudah tercatat sebagai sumber daya genetik di Ditjen Kekayaan Intelektual, Minggu (16/3).
Ia menjelaskan sumber daya genetik merupakan bagian dari kekayaan intelektual komunal. Sumber Daya Genetik (SDG) merupakan tanaman/tumbuhan, hewan/binatang, jasad renik atau bagian-bagiannya yang mempunyai nilai nyata atau potensial bagi manusia.

SDG menjadi aset berharga karena memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk-produk inovatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Durian tembaga super Bangka Barat ini berbunga antara Maret-April dan Agustus-September, dan panen pada Juli-Agustus dan Desember-Januari.
Buahnya berbentuk bulat telur, warna kulit hijau-coklat, dan memiliki daging buah yang tebal, manis, dan pulen. Durian ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga 550 mdpl. Karena keunggulannya tersebut, durian ini banyak diburu oleh para penggemar durian dan harga durian ini juga fantastis.
Selain durian tembaga super Klamunod, kata Kaswo, Kabupaten Bangka Barat juga mempunyai sumber daya genetik yang lain yakni Lengkir. Lengkir merupakan tanaman sejenis umbi-umbian yang tumbuh subur di pesisir Pantai dan digunakan oleh masyarakat Mentok Bangka Barat sebagai pengganti tepung terigu untuk kue.
Tinggi tanaman Lengkir mencapai 210 cm dengan akar tongkat dan daun majemuk. Batangnya bulat berwarna hijau kekuningan. Bunga sempurna berwarna hijau keunguan, biji bulat agak memanjang, dan umbi berbentuk agak bulat. Total pati 77,84%.

Kakanwil Kementerian Hukum Kepulauan Bangka Belitung Harun Sulianto mengatakan, dengan telah tercatatnya sumber daya genetik pada Ditjen Kekayaan Intelektual maka ada perlindungan hukum.
Harun Sulianto juga berharap kepada jajaran pemda untuk membuat kebijakan terkait pelestarian keanekaragaman hayati sehingga sumber daya genetik yang sudah tercatat tersebut dapat dilestarikan dan terhindar dari kepunahan.
“Tanaman Lengkir ini jika ditanam dalam jumlah yang banyak, mungkin dapat diekspor. Untuk itu diperlukan upaya promosi dan komersialisasi sehingga produk tersebut punya nilai tambah secara ekonomis yang dapat mensejahterakan masyarakat," harpnya.