Jakarta (Antara Babel) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa para peserta doa bersama hanyalah menuntut penegakan hukum atas penistaan agama.
"Tidak ada isu penggulingan kekuasaan, tidak ada isu SARA. Ini hanya persoalan penegakan hukum," kata Hidayat Nur Wahid ketika mengisi tausyiah pada acara doa bersama di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan hari Jumat hanyalah doa bersama dari umat Islam yang peduli dan membela terhadap Al-Qur'an.
Ribuan peserta doa nampak telah memenuhi kawasan Monas dengan membawa bekal dan perlengkapan ibadah masing-masing, yang kebanyakan berasal dari luar daerah Jakarta.
Peserta doa bersama terlihat khidmat dan khusuk mengikuti kegiatan doa bersama, dengan beberapa anggota keamanan menjaga barisan-barisan shaf yang telah dipersiapkan.
Puluhan truk pembawa air wudhu juga telah tersedia di berbagai titik di seputar lingkaran Monas untuk memfasilitasi para peserta doa bersama yang ingin menggelar shalat Jumat bersama.
Ketika Ustadz Arifin Ilham membawakan tausyiah doa-doa dan pesan damai, ratusan peserta putri doa bersama terlihat menunduk dan menitikkan air mata sembari menengadahkan tangannya.
Selain itu para peserta juga masih terlihat khusyuk ketika hujan gerimis sempat turun di wilayah Monas. Teriakan-teriakan jihad selalu dikumandangkan diantara kelompok-kelompok peserta.